SLEMAN, SMJogja.com – Sebanyak 111 atlet asal Sleman siap berlaga di ajang Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) DIY Tahun 2022. Para atlet penyandang difabel ini bakal berlaga di 10 cabang olahraga (cabor) meliputi angkat berat, atletik, boccia, bola voli duduk, bulutangkis, catur, goalball, panahan, renang, dan tenis meja.
Sekretaris National Paralympic Committee (NPC) Ratna Dewi Setyaningsih mengatakan, semula pihaknya berencana menerjunkan atlet pada 11 cabor. Namun ternyata tenis kursi roda tidak bisa dipertandingkan karena hanya dua kabupaten yang mendaftar. Sedangkan persyaratannya minimal harus diikuti tiga kabupaten/kota.
“Kita jadi kehilangan peluang meraih enam medali emas. Tenis kursi roda ini adalah salah satu unggulan disamping bulutangkis,” ungkap Ratna kepada Suara Merdeka, Kamis (25/8).
Pada Peparda tahun ini, NPC Sleman menargetkan perolehan 44 medali emas dari 135 nomor. Target itu selisih sedikit dibanding capaian Peparda 2019 dimana Sleman mengantongi 35 medali. “Peluang di cabor bulutangkis juga berkurang lima medali karena ada beberapa nomor yang tidak dipertandingkan. Tapi kami tetap berharap bisa menjadi juara umum,” tambahnya.
Dari 10 cabor yang dilombakan, pihaknya menggantungkan harapan besar pada bulutangkis dan atletik. Setelah sempat kekurangan atlet cabang atletik saat Peparda 2019, NPC Sleman kini merekrut talenta-talenta baru. Latihan juga dilakukan intens sejak Oktober tahun lalu. Bahkan para atlet berlatih secara mandiri sejak sebelum diadakan program pelatkab.
Terkait kesiapan venue, Ketua NPC Sleman Suwartoyo menilai sarana yang ada sudah cukup aksesibel bagi penyandang difabel. Pelaksanaan Peparda nantinya tersebar di sejumlah venue antara lain stadion UNY, hall Yakkum, kolam renang UNY, Oproom Dinas PMK Sleman, dan Lapangan RS Ghrasia. Gedung Serbaguna Kalurahan Condongcatur juga akan dijadikan tempat penyelenggaraan cabor angkat berat, dan goalball. “Venue sudah cukup memadai,” ujarnya.
Untuk mendukung aksesibilitas, Pemkab juga tengah mengupayakan toilet mobile.