JOGJA, SMJogja.com – Seiring melandainya kasus pandemi Covid-19, dunia pariwisata menggeliat. Industri ini mulai ramai membuat masyarakat bersemangat. Terlebih, kini ada kegiatan akbar pariwisata ASEAN, ATF (ASEAN Tourism Forum) 2023.
Salah satu agenda utamanya yakni Travel Exchange atau TRAVEX, trade-only mart yang menampilkan kontingen produk dan layanan tujuan wisata dan perjalanan ASEAN terbesar di dunia. Kegiatan tersebut juga memfasilitasi penjualan, pembelian, dan promosi kawasan secara internasional.
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengajak masyarakat ASEAN berkunjung ke Jogjakarta untuk menghadiri sekaligus meramaikan TRAVEX di ATF 2023. Ia mengatakan salah satu kebanggan Jogjakarta bukan saja destinasi pariwisata yang menjadi destinasi favorit tapi juga keberagaman industri UMKM serta ekonomi kreatifnya.
”Belum lagi berbagai kekayaan ragam destinasi dan produk-produk UKM dan ekonomi kreatif dari berbagai penjuru Nusantara. Semua ini pantas tampil di momen yang berharga seperti saat ini. Ayo semua datang ke sini, ramaikan dan hadiri TRAVEX di Jogja Expo Center,” tandas Hemas sembari menambahkan kegiatan berlangsung 2-5 Februari 2023 mendatang.
Terbuka untuk Umum
Direktur MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition) Kemenparekraf, Iyung Masruroh menjelaskan ”Pameran Pariwisata Indonesia, Festival Kuliner dan Pameran UMKM Ekonomi Kreatif”’ akan dibuka resmi oleh Istri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nur Asia Sandiaga Uno bersama Istri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, GKR Hemas.
Acara terbuka untuk publik di Bima Hall A, JEC. Pameran membuka kesempatan bagi pelaku UMKM dan industri ekonomi kreatif untuk mempromosikan dan menjual produk-produk unggulan mereka ke konsumen dari Indonesia maupun ke peserta ATF dan TRAVEX. Lebih dari 30 negara bakal menghadiri kegiatan.
”Pameran Pariwisata Indonesia di TRAVEX membuka kesempatan bagi peserta terutama pemerintah daerah, industri pariwisata daerah untuk meningkatkan kembali penjualan paska pandemic Covid-19,” ujar Iyung.
Peserta Pameran Pariwisata Indonesia meliputi pemerintah daerah, desa wisata, DMC, DMO, industri perjalanan dan pariwisata. Ada pula jaringan hotel lokal dan nasional, akomodasi, platform penjualan, maskapai penerbangan, asosiasi pariwisata, portal transportasi daring dan lainnya.