JOGJA, SMJogja.com – Kegiatan ekonomi berbasis digital di kawasan pedesaan menjadi solusi pemerataan. Selain itu dapat mengatasi kesenjangan akibat terpusatnya kegiatan-kegiatan ekonomi di perkotaan. Ke depan, ekosistem perekonomian digital bisa menjadi model pemberdayaan untuk mendorong perekonomian di sektor riil.
”Kemajuan teknologi digital yang menghapus sekat ruang dan waktu. Di samping itu telah membuka kesempatan yang sangat luas bagi masyarakat pedesaan untuk mengakses sumber-sumber ekonomi. Apalagi, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi pendorong kegiatan ekonomi masyarakat,” tandas Direktur PT Jamkrindo Sulis Usdoko.
Ia mengungkapkan hal itu di depan santri Pondok Pesantren Programmer Qoryatussalam Jogjakarta. Pondok tersebut merupakan gagasan Wahid Institute dengan dukungan beberapa lembaga lain. Pondok pesantren khusus bagi santriwati, dengan begitu bisa meningkatkan kesetaraan gender bahkan menjadi cikal bakal tumbuhnya semangat kewirausahaan berbasis teknologi digital.
Menurut Sulis, kemajuan digital juga memberi kesempatan UMKM untuk menjalankan kegiatan ekonomi kreatif dan memungkinkan masyarakat pedesaan meraih kemandirian ekonomi. Pihaknya mendapat mandat dari pemerintah untuk membawa UMKM maju dan berdaya saing.
Tulang Punggung
Ia menegaskan pula, tulang punggung bisnis Jamkrindo adalah penjaminan kredit untuk UMKM yang mendapatkan kredit dari lembaga keuangan. Namun demikian, di luar tugas utama melalui bisnis penjaminan, lembaganya juga mendapat tugas berpartisipasi memberdayakan masyarakat dan memajukan UMKM. Pemberdayaan masyarakat dan UMKM bakal mewujudkan kesetaraan ekonomi di berbagai daerah.
”Salah satu wujud partisipasi kami mendorong perekonomian digital, mendukung Pondok Pesantren Programmer Qoryatus Salam. Pesantren tersebut khusus untuk santriwati dengan kurikulum tambahan berupa pemrograman atau coding dan ini merupakan salah satu terobosan,” ujarnya mengapresiasi pendirian pondok.
Desa, jelasnya, merupakan masa depan ekonomi bangsa dan saat sudah mulai tumbuh kesadaran masyarakat untuk kembali ke desa serta menggerakkan ekonomi dari sana. Pandemi covid-19 telah mendorong lahirnya gerakan ekonomi agro digital dari desa dan menjadi kekuatan baru untuk mempercepat kesetaraan akses ekonomi.
”Pemerataan kegiatan ekonomi hingga ke desa dan pedalaman bisa terjadi melalui pembentukan ekosistem dan kolaborasi pemberdayaan berbagai pihak. Karena itu, melalui kemajuan teknologi digital, cita-cita mewujudkan kemandirian ekonomi dari desa itu bisa tercapai,” paparnya.