Bangka Belitung Penghasil Lada Terbesar, KBI Bantu Transaksi Dengan Sistem Resi Gudang

Dirut PT KBI, Fajar Wibhiyadi menekankan pentingnya Sistem Resi Gudang untuk membantu petani dan pemilik komoditas lada di Bangka Belitung / ist

JOGJA, SMJogja.com – Bangka Belitung, selain penghasil timas terbesar, juga merupakan produsen lada terbesar sepanjang tahun 2020. Pada tahun itu, Bangka Belitung menghasilkan sebanyak 33,8 ribu ton. Jumlah tersebut setara dengan 37,6 persen dari total produksi lada Indonesia pada 2020.

Ini merupakan potensi besar yang mampu mendongkrak pendapatan daerah, pemilik komoditas dan petani. Karena itu, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) membuka akses seluas-luasnya bagi komoditas tersebut untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang (SRG).

”Dalam tiga tahun terakhir, pemilik komoditas lada di Bangka Belitung telah memanfaatkan Sistem Resi Gudang, dengan total 12 registrasi dan volume lebih dari 49.349 kilogram. Bangka Belitung merupakan salah daerah unggulan untuk pengembangan SRG khususnya komoditas lada putih,” tandas Direktur Utama PT KBI, Fajar Wibhiyadi.

Ia menegaskan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, KBI secara terus menerus melakukan
sosialisasi dan edukasi kepada para pemilik komoditas. Khususnya di sentra-sentar komoditas unggulan. Bangka Belitung, merupakan satu-satunya daerah yang menjadi sentra komoditas lada putih.

Read More

”Dengan memanfaatkan resi gudang, pemilik komoditas lada putih di Bangka Belitung tentunya dapat melakukan mitigasi kurs dalam kegiatan ekspor. Dampaknya mereka bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar,” ujar Fajar.

Sosial dan Lingkungan

Selain membantu usaha, KBI juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini merupakan bagian dari langkah besar KBI sebagai korporasi untuk menuju sustainability atau keberlanjutan usaha.

Disamping mengadopsi konsep creating shared value, KBI juga mengadopsi Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan). Itu terlihat salam seluruh program dan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Fajar menambahkan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan pada tujuan
ke empat, memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara. Kecualai itu, juga
mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi siapa saja.

Ia mencontohkan salah satunya, memberi bantuan paket data kepada siswa di Bangka Belitung, beberapa waktu lalu. Pihaknya bekerja sama dengan Jakarta Futures Exchange dan PWI setempat menyalurkan bantuan tersebut kepada siswa yang membutuhkan. Tujuannya, supaya mereka tetap bisa belajar daring di tengah pandemi Covid-19.

Related posts

Leave a Reply