JOGJA, SMJogja.com – Masih berakhir pekan di Jogja? Kuliner di Kota Budaya tiada habisnya, ada yang tradisional, ekstrim dan kekinian. Ada pula yang unik dan menarik, seperti yang ada di Kampung Edukasi Watu Lumbung, Kretek, Bantul.
Di daerah yang terkenal dengan sebutan puncak kayangan, karena lokasinya benar-benar di puncak, terdapat kuliner khas, kopi geprek. Kopi kok geprek? Bukankah biasanya ayam geprek? Memang selama ini orang mengenal ayam geprek dengan sambal pedas.
”Namun kopi geprek belum pernah ada yang tahu, bisa jadi baru pertama kali ada kopi geprek,” tutur pengelola Watu Lumbung, Muhammad Boy Rifai.
Di sekitar kampung yang sejauh mata memandang tampak hamparan Pantai Selatan, ia mencoba berinovasi membuat kopi geprek. Jenis kopinya pun khusus, yakni Liberica yang berasal dari petani di Genengharjo, Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Tengah.
Kopi Segar
Boy yang juga penikmat kopi menceritakan, kopi geprek tidak seperti kopi-kopi yang ada di pasaran. Kopi geprek inovasinya berbahan kopi segar dari pohon. Tidak ada proses pengeringan maupun penggorengan.
”Kopi matang dari pohon langsung saya tumbuk menggunakan kayu. Setelah itu, masukkan ke dalam gelas, campur dengan madu murni dan tuangkan air panas. Beginilah kopi geprek,” ujar seniman serba bisa tersebut.
Lurah Genengharjo, Wirid Adriadi mengungkapkan di daerahnya memang banyak kopi Liberica. Kopi itu hasil kerja sama dengan Perhutani. Desanya memperoleh kepercayaan mengelola lahan seluas 51,5 hektar dan sebagian untuk menanam kopi Liberica.
”Kalau memang ingin menikmati buah dan biji kopi alami tanpa proses, ya…kopi geprek ini. Rasa dan aromanya beda, benar-benar fresh,” tandas Wirid.
Penasaran ingin mencoba? Siap-siaplah meluncur ke puncak kayangan menikmati kopi geprek sembari memanjakan mata menikmati hamparan Pantai Selatan.