Berlangsung di Enam Kota, Tak Ada Kecurangan Ujian Mandiri UGM

Penyandang disabilitas mengikuti ujian mandiri UGM / dok UGM

JOGJA, SMJogja.com – Ribuan peserta mengikuti Ujian Mandiri-Computer Based Test (UM-CBT) 2023 UGM. Ujian sudah berlangsung sejak 21 Juni 2023 dan akan berakhir pada 8 Juli 2023 di enam kota Indonesia yakni Pekanbaru, Balikpapan, Medan, Makasar, Jogjakarta dan Jakarta.

”Ini menjadi sesi ujian terakhir masuk UGM. Ujian telah berlangsung di Pekanbaru, Balikpapan, Medan, Makasar, Jogjakarta. Senin, 3 Juli berlangsung di Jakarta,” tutur Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof Dr Wening Udasmoro SS MHum DEA.

Ia menegaskan pelaksanaan UM CBT UGM secara keseluruhan berjalan lancar. Selain itu, juga tidak terdapat indikasi kecurangan dalam pelaksanaan ujian.

Peserta UM CBT UGM 2023 sebanyak 39.533yang terbagi dalam tiga kelompok ujian yakni 25.192 peserta Saintek, 13.225 peserta Soshum, dan 1.116 peserta Campuran. Pelaksanaan UM CBT UGM 2023 telah berlangsung di kota Pekanbaru dan Balikpapan pada 21-23 Juni 2023.

Read More

Di Medan pada 22-24 Juni 2023 dan Makasar pada 23-25 Juni 2023.Tes di Jogjakarta baru mulai pada 1-8 Juli 2023 dan Jakarta pada 3-8 Juli 2023. Data berdasarkan kota pelaksanaan ujian, dari 39.533 pendaftar UM CBT sebanyak 30.791 peserta melaksanakan ujian di Jogjakarta, 5.507 peserta di Jakarta, 1.200 peserta di Pekanbaru, 1.195 peserta di Medan, 371 peserta di Balikpapan, dan 470 peserta di Makasar.

Penyandang Disabilitas

Wening menjelaskan untuk pelaksanaan UM CBT UGM di Jogjakarta berlangsung di 23 lokasi yang menggunakan 95 ruang kelas kampus. Ujian di kampus UGM Jakarta menggunakan 11 ruang kelas.

Ada 12 peserta penyandang disabilitas yang mengikuti UM CBT di kampus Jogjakarta dan seorang penyandang disabilitas di kampus UGM Jakarta. Mereka memperoleh fasilitas yang mempermudah akses, proses, dan pelaksanaan ujian.

Ke-13 peserta penyandang disabilitas tersebut yakni seorang disabilitas netra, seorang low vison, lima orang disabilitas daksa, enam orang disabiltas rungu.

Mereka memperoleh pendampingan dari UGM dan dukungan fasilitas untuk memperlancar pelaksanaan ujian seperti screen reader dan penerjemah bagi disabilitas netra dan low vision. Akses dan ruangan juga memadai bagi disabilitas daksa.

”Kami memfasilitasi kebutuhan peserta penyandang disabilitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” imbuh Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof Gandes Retno Rahayu.

Ia menjelaskan untuk mengantisipasi kecurangan saat pelaksanaan ujian, kampus telah memiliki mekanisme khusus. Salah satunya, melakukan pengelolaan soal agar tidak terjadi pengulangan soal di berbagai lokasi ujian. Sistem dibuat untuk melakukan pengacakan soal dengan memperhatikan tingkat kesulitan yang setara antardaerah.

Related posts

Leave a Reply