Bridge Bukan Judi, Kenalkan ke Anak Sekolah

Olahraga bridge memerlukan logika berpikir dan berhitung secara cermat / Agung PW

JOGJA, SMJogja.com – Banyak orang belum mengenal permainan bridge. Ini menjadi keprihatinan karena olahraga tersebut memerlukan regenerasi. Karena itu, Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) menargetkan institusi pendidikan sebagai media pencarian bibit baru.

Wakil Ketua Bidang Pembinaan PB GABSI Pramudita Munandar mengungkapkan permainan bridge tidak bertentangan dengan akademik. Sebaliknya, sangat terkait dengan pembelajaran numerik dan melatih berpikir secara logika.

Menurutnya berbeda dengan cabang olahraga lainnya, bridge tidak membutuhkan kekuatan fisik. Sayangnya, belum banyak orang mengenal seperti halnya olahraga lain misal sepakbola atau bulutangkis.

”Di sinilah kendalanya, tidak banyak dikenal sehingga pembinaan untuk mendapatkan bibit unggul terkendala,” ujar Pramudita.

Read More

Ia menjelaskan sebagai olahraga yang sebenarnya mendukung akademik, nridge bisa dikenalkan ke sekolah-sekolah. Tujuannya tentu agar bisa semakin dikenal sejak dini. Bisa jadi, bridge nanti akan diajarkan melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Bukan Judi

Saatnya brigde mulai masuk ke sekolah. Ini agar pembinaan pada bibit junior bisa dilakukan sejak dini. Ia mengarahkan anak-anak di bawah lima tahun untuk bermain dan menyukai bridge.

”Tugas masuk ke sekolah menjadi program prioritas yang harus berjalan. Ini bagi seluruh pengurus daerah (Pengda) GABSI se-Indonesia, termasuk di DIY,” tandas Pramudita.

Ketua Komite Olahraga Indonesia (KONI) DIY Djoko Pekik Irianto menilai tidak adanya prestasi skala nasional dalam cabor bridge karena minimnya atlet muda. Ia mengakui tantangan mengenalkan bridge ke masyarakat karena adanya persepsi permainan tersebut mengajarkan anak bermain kartu dan menjurus ke judi. Padahal itu semua salah dan tidak benar.

Ketua GABSI DIY Ahmad Akhadi memaparkan program pencarian bibit unggul ke sekolah-sekolah merupakan program prioritas. Pengurus akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan agar lebih masif mengenalkan bridge.

Pada tahap awal, GABSI DIY menggelar kejuaraan yang untuk anak-anak usia di bawah 15 tahun. Dalam pertandingan yang berlangsung di Graha RSJ Grhasia tim Kulonprogo meraih juara pertama sedangkan juara dua dan tiga dari tim Gunungkidul.

Related posts

Leave a Reply