SLEMAN, SMJogja.com – Pemerintah Kabupaten Sleman memproyeksikan pengembangan budidaya semangka di Kapanewon Kalasan. Upaya ini diwujudkan melalui sekolah lapang yang diikuti oleh para petani di Kalurahan Selomartani.
Setelah dua bulan, tanaman semangka hasil budidaya anggota kelompok sekolah lapang akhirnya membuahkan hasil. Panen perdana dilakukan di demplot yang berada di area persawahan Gatak I pada awal Juni ini.
“Lahan yang kita kembangkan untuk budidaya semangka seluas 4 hektare dengan demplot 1.000 meter persegi. Asumsinya bisa memproduksi 2 ton dengan hasil bersih Rp 240 juta, mengingat harga semangka sekarang sedang bagus, per kilogramnya menembus Rp 8.000,” ungkap Dukuh Gatak I, Syawali saat ditemui, Rabu (7/6).
Program sekolah lapang ini dinilainya berhasil. Tahun depan, petani Selomartani bahkan memperoleh fasilitasi untuk pengembangan komoditas bawang merah yang saat ini sudah mulai dicoba penanamannya. Pangsa pasar bawang merah juga telah disiapkan melalui kerjasama dengan pasar induk.
Demikian halnya, semangka hasil produksi sekolah lapang juga sudah ditampung oleh off taker. Panewu Kalasan Joko Muldjanto mengatakan, petani di Gatak I sudah sejak lama membudidayakan komoditas semangka dan ini merupakan panen yang kesekian kalinya.
“Pertanian menjadi salah satu fokus kami bahkan dari Rp 4,3 miliar dana PUPM (Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat), sekitar Rp 2 miliar dialokasikan untuk mendukung sektor tersebut,” katanya.
Sebagian petani di Kalasan juga sudah bergeser ke tanaman hortikultura seperti semangka dan bawang merah, dari sebelumnya menanam tembakau. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman Suparmono menjelaskan, salah satu latar belakang pengembangan komoditas semangka, karena tingginya jumlah kebutuhan konsumsi di Sleman. Berdasar data BPS, kebutuhan konsumsi semangka masyarakat mencapai 4.000 ton per tahun. Sedangkan, angka produksi semangka di Sleman pada tahun 2022 hanya sekitar 176 ton. Selama, 95 persen pasokan semangka masih berasal dari luar daerah.
“Kawasan Sleman timur yang memiliki kontur tanah cenderung berpasir memang cocok untuk budidaya semangka. Sudah banyak petani di Selomartani dan Purwomartani yang membudidayakan,” katanya.
Bupati Kustini Sri Purnomo memberikan dukungan terhadap pengembangan budidaya semangka, khususnya di kawasan timur. Menurutnya, sektor pertanian tidak hanya memberikan andil terhadap ketahanan pangan, tapi juga perkembangan perekonomian terutama terkait dengan pendapatan petani maupun penyerapan tenaga kerja.