JOGJA, SMJogja.com – Masyarakat selama ini hanya mengenal matematika sebagai angka-angka untuk perhitungan teoritis. Namun di balik semua itu, matematika sebenarnya dapat menjadi solusi untuk kesejahteraan masyarakat.
Hal itu terungkap dalam pidato pengukuhan guru besar Prof Ir Sudi Mungkasi SSi MMath Sc PhD di kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia menjadi guru besar ke-10 kampus tersebut dan melengkapi guru besar di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V menjadi 128.
Ada kejadian yang mengusik pemikirannya dan memunculkan gagasan bahwa matematika dapat membantu masyarakat keluar dari persoalan hidup. Waktu itu ia mengalami dan menyaksikan sendiri gempa dasyat yang melanda Yogyakarta tahun 2006. Sebelumnya, ia juga menyaksikan tsunami di Aceh yang memakan ribuan korban jiwa,
”Saya berpikir bagaimana bisa menerapkan ilmu matematika yang sudah, sedang dan akan saya pelajari berguna bagi masyarakat, kesejahteraan hidup banyak orang. Salah satunya, untuk mengurangi dampak bencana,” ujar laki-laki asli Sleman, kelahiran tahun 1982 itu.
Mitigasi Bencana
Ia berusaha mewujudkannya ke dalam studi S2 dan S3 dengan mengambil topik pemodelan dan simulasi matematis yang berguna untuk mitigasi bencana. Menurutnya matematika merupakan ilmu dasar yang dapat dikembangkan secara independen dan dapat pula diterapkan untuk menyelesaikan masalah.
Beberapa contoh sederhana penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, pengaturan jadwal, perkiraan biaya, pengaturan ruang, pengembangan karir. Ada pula untuk prakiraan cuaca, jumlah penduduk suatu negara,pemodelan penyebaran penyakit dan banyak lagi.
Penerapan matematika sebagai alat dapat secara positif dan negatif. Secara positif sangat erat tujuannya dengan kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Namun ada pula penerapan secara negatif seperti untuk hal-hal bersifat destruktif misalnya perhitungan-perhitungan untuk kepentingan perang.
”Matematika lebih bermanfaat apabila dikembangkan dan diterapkan bersama dengan ilmu lain. Persoalan kebencanaan biologis seperti pandemi Covid-19 tentu memerlukan ilmu matematika dan bilogi. Begitu pula bencana lain misal banjir, tanah longsor, juga memerlukan matematika dan fisika,” imbuh Sudi.