YOGYAKARTA, SMJogja.com-Inflasi di DIY pada Desember 2021 mencapai 0,71 persen. Angka ini merupakan kenaikan bulanan yang tertinggi dalam kurun tiga tahun terakhir.
Lonjakan inflasi pada penghujung tahun itu sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang momen Natal dan Tahun Baru. “Dengan capaian tersebut, inflasi DIY pada 2021 secara keseluruhan berada pada level 2,29 persen. Nilai ini sesuai dengan sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3 plus minus 1 persen,” ungkap Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) DIY Miyono, baru-baru ini.
Capaian itu menjadi torehan prestasi tersendiri mengingat dari seluruh provinsi di Jawa, hanya DIY dan Jawa Timur yang mampu mengendalikan inflasi sesuai sasaran yang ditetapkan. Miyono melanjutkan, inflasi pada akhir 2021 merupakan kombinasi dari tarikan permintaan dan dorongan penawaran.
Secara umum, permintaan mengalami lonjakan sedangkan dorongan dari sisi penawaran disebabkan oleh inflasi dari luar.
“Dari sisi permintaan, saat ini terindikasi masyarakat kian optimis dengan perbaikan ekonomi seiring percepatan vaksinasi. Hasil survei yang kami lakukan mencatat level tertinggi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DIY selama pandemi di bulan Desember 2021 yakni 142,9 poin,” paparnya.
Disebutkan, tingkat optimisme saat ini hanya sedikit lebih rendah dibandingkan indeks sebelum pandemi yakni 145,7 poin pada tahun 2019. Faktor utama peningkatan optimisme ini adalah terkendalinya kasus Covid-19 serta momentum liburan akhir tahun yang mendorong aktivitas pariwisata di DIY.
Berdasarkan google mobility index, secara rata-rata mobilitas pariwisata di DIY sudah bernilai positif 2,6 persen dari kondisi normal, yang merupakan kali pertama sejak pandemi berlangsung di awal 2020. Kedatangan wisatawan ini turut mendorong lonjakan konsumsi. Walaupun produsen dan pedagang telah meningkatkan pasokan di pasar, namun jumlah wisatawan yang masuk ke DIY lebih besar dari perkiraan semula.
Hal ini mengakibatkan kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan seperti cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, dan beras. “Kami yakin kenaikan harga ini sifatnya temporer sejalan dengan berakhirnya momen libur akhir tahun. TPID DIY juga telah merespon dengan melakukan intervensi harga,” ujar Miyono.