JOGJA, SMJogja.com – Varian baru Covid-19, Omicron membuat pasien terpapar melonjak. Bahkan membuat rekor baru kasus positif. Ini memaksa kampus kembali menggelar kuliah secara online atau daring. Kampus-kampus di berbagai daerah harus mampu melakukan pembelajaran daring dan menghilangkan segala kendala.
Staf Ahli Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof Mohamad Nasir menegaskan hal itu dalam Webinar SEVIMA secara daring. Mantan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi itu mengajak kampus untuk segera menghancurkan tembok penghalang kesulitan pembelajaran daring.
”Jika bisa mempercepat kuliah daring dan digitalisasi perguruan tinggi, serta mengintegrasikan seluruh sistem informasi melalui university activities, niscaya bisa menyelesaikan masalah besar perguruan tinggi,” tandas Nasir.
Langkah tersebut dapat menghindari penyebaran virus, menghadirkan akses yang inklusif, serta menghadirkan pendidikan yang berkualitas untuk semua. Momentum pandemi Covid-19 menjadi blessing in disguise ketika perguruan tinggi bisa memanfaatkan untuk kemajuan pendidikan.
Kuliah Terintegrasi
Nasir mengkritik kuliah daring yang hanya memindah kelas dari luring. Banyak pengajar menggunakan cara yang sama persis dengan ketika kuliah luring. Mahasiswa dan dosen datang di waktu yang sama, mendengarkan materi di jam yang sama, melihat layar berjam-jam sampai ada keluhan mata terasa pedih.
”Itu bukan kuliah online tapi hanya memindahkan kuliah dengan media komunikasi. Karena itu perlu kuliah daring yang terintegrasi,” ujarnya.
Kuliah model itu yakni Learning Management System (LMS). Dengan sistem LMS, dosen bisa berbagi materi, menyelenggarakan kuis dan ujian, serta merekap nilai dan melaporkannya dalam sekali klik. Beberapa negara sudah mempraktikkannya bahkan jauh sebelum pandemi.