”Crab Ball” Kepiting Bakau Bisa Jadi Wisata Baru

Hasil budidaya kepiting gunakan crab ball / ist

JOGJA, SMJogja.com – Kepiting, hewan laut ini salah satu menu favorit di rumah makan sea food. Kelezatan dan kegurihannya tiada tara. Nah, ada satu jenis yakni kepiting bakau (Scylla serrata) yang merupakan jenis komoditas perikanan potensial. Karena itu perlu upaya budidaya guna meningkatkan pasokan dan tentu saja membantu perekonomian petani kepiting.

Kepiting bakau banyak tedapat di perairan payau dengan tanaman mangrove. Penggemar kepiting sangat menyukai mengingat rasanya yang lezat dengan kandungan nutrisi sejajar dengan crustacea yang lain seperti udang. Pasarannya bagus di dalam negeri maupun luar negeri.

Universitas Negeri Yogyakarta bersama Pusat Pengembangan Daya Saing (Pusdaing) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia menerapkan uji teknologi crab ball di Hutan Mangrove, Pantai Baros yang berlokasi di Dusun Baros, Tirtohanggo, Kretek, Bantul.

”Kami mengembangkan model budidaya kepiting menggunakan crab ball yang terbukti mampu meningkatkan panen kepiting bakau,” tutur Kepala Pusdaing Helmiati MSi.

Read More

Menteri Kelautan dan Perikanan telah menetapkan larangan penangkapan kepiting bakau sebagai salah satu jenis ikan (krustasea) dalam kondisi bertelur dan di bawah ukuran layak tangkap. Kementrian menggandeng kampus guna meningkatkan jumlah produksi namun tidak mengganggu populasi.

Objek Wisata

Di sinilah perlunya teknologi budidaya untuk budidaya kepiting bakau. Belum banyak yang menggunakan crab ball. Padahal, beberapa wilayah sudah mengembangkan budidaya kepiting ini hasilnya sangat menguntungkan.

Dosen UNY, Tri Atmanto MSi menjelaskan crab ball merupakan wadah untuk membudidayakan kepiting dari bibit hingga siap panen. Keunggulan crab ball antara lain mengurangi persaingan dalam mencari makanan bagi kepiting. Dampaknya, kepiting dapat lebih gemuk, selain itu juga bisa menjadi objek wisata budidaya kepiting.

”Bentuknya yang unik tentu bisa menjadi destinasi wisata. Satu crab ball hanya berisi satu ekor kepiting, sehingga kalau jumlahnya banyak jadi pemandangan menarik bagi wisatawan,” papar Tri.

Penempatan crab ball harus pada perairan payau yang teraliri pasang surut air laut. Bila lokasi terhambat aliran airnya maka perlu segera menghilangkan hambatan tersebut. Aliran air harus benar-benar tejaga supaya lancar masuk dan kaluar area budidaya.

Lokasi budidaya harus bebas dari tumpukan sampah atau lumpur. Terhambatnya aliran air di area budidaya dapat menurunkan tingkat oksigen terlarut di kawasan tersebut yang berakibat tingginya kematian kepiting. Apalagi bila jumlah kepiting cukup banyak, sangat penting menjaga ketersediaan oksigen terlarut.

Related posts

Leave a Reply