Dampak Mudik Lebaran

Dr Sukardi MM / dok UAD

MUDIK, pulang kembali ke kampung tanah kelahiran setelah lama mengadu nasib di daerah lain, bekerja untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarga. Para perantau pada umumnya memprogram melakukan mudik secara rutin saat Lebaran.

Para perantau melakukan mudik dengan tiga alasan, pertama berharap bisa bersilaturahmi dengan keluarga, sanak famili dan tetangga, saling memaafkan. Kedua menghilangkan rasa penat, sudah lama bekerja di luar daerah rindu kepada anggota keluarga. Melepas rindu sekaligus menunjukkan kedekatan ikatan keluarga. Ketiga, bagi yang merantau tidak bersama keluarga, mudik untuk berlibur bersama keluarga dan sekaligus mengirim jatah biaya hidup.

Mudiknya jutaan perantau menjadikan bisnis transportasi hidup dan ramai, terminal penuh, stasiun padat, angkutan daerah jalan, rental mobil laku, rumah makan dan restoran mengalami kenaikan penjualan. Tempat wisata banyak pengunjung, toko dan warung ramai, keluarga menyiapkan berbagai fasilitas keperluan menjamu kedatangan keluarga dari rantauan.

Mengapa orang merantau? Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan orang merantau meninggalkan tempat kelahirannya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan kerja yang memberi penghasilan wajar di daerah. Ia mencoba mencari pekerjaan mengadu nasib di luar daerah agar memperoleh pendapatan yang layak. Juga tuntutan kuat untuk memiliki pendapatan yang cukup guna memenuhi kebutuhan hidup.

Read More

Ekonomi Meningkat

Mudik tidak sekadar pulang. Di balik kepulangan para pemudik, mereka membawa pulang uang hasil kerja jerih payah di perantauan. Sebagian besar pendapatan dikirim untuk kebutuhan keluarga, sebagian untuk menyiapkan pembangunan rumah tinggal hari tua. Sebagian lain memberi sedekah kepada sanak famili, membeli oleh-oleh dan belanja di kampung halaman. Semua ini bisa menghidupkan perekonomian masyarakat daerah.

Mudik menjadi media pertemuan antara perantau dan masyarakat. Terjadi media konsultasi masyarakat rantau dan masyarkat desa yang mampu membangun tukar pengalaman kehidupan. Ada pertukaran pola kerja , pertukaran pola bisnis yang berdampak memotivasi dan membagi semangat.

Perantau memotivasi lingkungan, jika ingin sukses ubahlah pola hidup. Jika ingin berkembang, berani meninggalkan kampung halaman. Berani berubah, berani melangkah yang berbeda, berani bekerja di luar pekerjaan biasanya, berani menghadapi tantangan, berani mencoba, berani memilih pekerjaan yang menjanjikan, berani bekerja keras, sanggup melakukan tugas di saat orang lain istirahat, siap bekerja lebih lama dari orang pada umumnya.

Berani meninggalkan keluarga untuk mengadu nasib merubah kebiasaan yang kurang produktif, harus merubah filosofi ”nrimo ing pandum”. Berani melawan budaya untuk membangun semangat kerja merubah nasib menyongsong masa depan.

  • Penulis, Dr Sukardi MM, Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Related posts

Leave a Reply