JOGJA, SMJogja.com – Informasi hoaks menjadi kekhawatiran seluruh masyarakat. Tersebarnya informasi hoaks dapat menimbulkan rasa percaya terhadap penerima informasi. Dampak buruknya, mengakibatkan rasa gelisah, kekacauan, rasa benci bahkan mengancam keutuhan negara.
”Individu dan masyarakat dapat melakukan upaya penangkalan hoaks. Pemerintah juga hadir melakukan edukasi dan literasi pentingnya menangkal hoaks,” tandas Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Dr Ir Bonifasius Wahyu Pudjianto MEng, Rabu (12/7/2023).
Kementeriannya telah meluncurkan Program Nasional Literasi Digital. Literasi Digital Indonesia merupakan acuan merancang kurikulum Program Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia 2020-2024.
Ia menjelaskan ada empat pilar yang menjadi bagian kerangka kerja pengembangan kurikulum Literasi Digital Indonesia. Pertama, digital dkill atau kecakapan digital yakni kemampuan individu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Berikutnya, digital culture atau budaya digital yakni kemampuan individu membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
Etika Digital
Pilar ketiga, digital ethics atau etika digital, kemampuan individu menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
”Dan keempat, digital safety atau kemanan digital yakni kemampuan pengguna mengenali, memolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari,” papar Bonifacius.
Kali ini, ia menggelar kegiatan ”Chip In Literasi Digital” melalui pementasan ketoprak tobong Surya Bawono. Pentas berlangsung Sabtu (15/7) pukul 18.30 di lapangan Kepek, Pengasih, Kulonprogo. Pemainnya, Marwoto, Abah Kirun, Dalijo dan lain-lain.
Tujuan, menghibur sekaligus mengedukasi masyarakat setempat lebih bijak dalam penggunaan digital, khususnya para pengguna internet. Ini supaya mereka selalu mencari informasi yang tepat dan terhindar dari hoaks.