JOGJA, SMJogja.com – Belum seluruh desa di Indonesia terjamah jaringan telekomunikasi menggunakan fiber optik. Mereka terutama di daerah-daerah yang kondisi geografisnya memang sulit seperti di pelosok Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua. Akibatnya, mereka belum bisa memperoleh layanan internet secara maksimal.
”Bahkan di beberapa daerah di Jawa juga belum terjangkau karena kondisi medan yang sulit, naik turun bukit, pedalaman dan lainnya. Jumlahnya tak banyak, namun demikian kami tetap berusaha supaya mereka bisa memperoleh jaringan telekomunikasi seperti daerah lain,” ungkap Ketua Tim Penyediaan Infrastruktur Telekomunikasi Pitalebar, Kominfo, Singgih Yuniawan.
Ia menyampaikan itu di sela-sela pelatihan dan pendampingan BUMDes dan penyedia layanan internet kerja sama Kominfo, Kemendes dan mitra di Hotel Lynn Jogjakarta. Peserta pelatihan merupakan pengurus BUMDes, kepala desa dan perangkat lainnya dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Pelatihan berlangsung secara luring dan daring.
Menurutnya tidak semua wilayah di Indonesia memiliki infrastruktur pendukung jaringan telekomunikasi yang baik. Di beberapa wilayah, belum ada penyedia layanan internet yang dapat memberikan layanan internet ke desa-desa dan sulitnya mendapatkan sinyal selular sehingga untuk melakukan koneksi internet terasa lambat dan tidak stabil.
”Masyarakat di desa-desa terutama yang masih bersekolah merasa kesulitan mengerjakan tugas dan menggali informasi pengetahuan dari dunia luar melalui media internet,” ujar Singgih.
Kerja Sama
Kondisi tersebut harus segera diantisipasi. Pihaknya mendorong kerja sama saling menguntungkan bagi penyelenggara telekomunikasi dengan mitra desa, termasuk BUMDes yang merupakan lembaga ekonomi. Kerja sama dengan Kominfo, Kemendes dan penyedia layanan internet mempercepat masyarakat memperoleh layanan internet.
Bentuk kerja samanya, jasa jual kembali (reseller), pembangunan jaringan, pemeliharaan jaringan, dan turunannya. Ini mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah terutama yang sangat sulit terjangkau jaringan internet.
”Kami targetkan secara total bisa memasang jaringan di 5.000 titik terutama untuk kebutuhan UMKM dan fasilitas umum agar pemerataan internet bisa tercapai hingga ke pelosok,” imbuh Singgih.
Pada pelatihan ini ada 38 desa yang terlibat. Selain itu, ada program lain yang sedang dikerjakan yakni memberi pelatihan ada anak-anak SMK di pedesaan. Mereka memperoleh materi pembangunan infrastruktur jaringan fiber optik, laboratorium fiber optik, internet dan lainnya. Selama ini, lebih 50 persen pekerja memang berasal dari lulusan SMK.