JOGJA,SMJogja.com – Dialog antaranak bangsa dengan berbagai latar belakang menjadi agenda penting Indonesia. Ini untuk semakin memperkokoh semangat para pendiri negara yang melandasi sikapnya dengan saling menghargai, menghormati dan toleransi satu sama lain.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta, Prof Al Makin mengungkapkan hal itu dalam Dialog Kebangsaan bertema ”Harmony in Diversity” di Gereja Katolik Kristus Raja Baciro, Jogjakarta. Ia menegaskan perjuangan paraa pendiri negara yang tidak mengenal lelah menanamkan semangat nasionalisme ke seluruh bangsa.
”Keragaman kebhinnekaan sudah sehaursnya dirayakan kembali, digelorakan kembali karena pondasi bangsa Indonesia yang bhinneka dan beragam. Para pendiri bangsa sadar betul akan hal itu dan mereka telah memberi contoh yang luar biasa kepada seluruh rakyat,” tandas Al Makin.
Ia menceritakan pengalaman Presiden RI Soekarno yang menjalani masa-masa sulit selama penjajahan. Ia ditangkap, dibuang dan diasingkan ke pelosok. Namun di sinilah ia justru dapat membangun semangat kebersamaan dan persatuan untuk menyatukan Indonesia. Ia selalu menjalin hubungan baik dengan masyarakat serta tokoh agama di tempat pembuangan.
Tidak Mudah
Al Makin mengingatkan pengalaman Soekarno dan pendiri bangsa lainnya menjadi contoh luar biasa memahami keberagaman. Karena itu ia minta masyarakat Indonesia dapat mencontoh mereka, terus melakuka dialog yang sekarang sudah sangat langka.
”Sangat penting menjalin persahabatan antariman dengan mereka yang berbeda keyakinan. Jangan hanya bergaul dengan orang-orang yang melakukan praktik keagamaan yang sama. Ini rawan karena bisa menjadi politik identitas,” paparnya.
Ia menyadari memang tidak mudah melakukan dialog di tengah maraknya kebencian dan eksklusivisme. Kendati demikian, masyarakat harus tetap semangat melakukan dialog, menjalin silaturahmi dengan mereka yang berbeda.
Uskup Agung Semarang, Mgr Dr Robertus Rubiyatmoko pada kesempatan itu mengungkapkan keberagaman merpakan kekayaan dan anugerah dari Yang Maha Kuasa. Menurutnya ada tantangan besar dalam situasi kahir-akhir ini yakni menciptakan harmoni, kebersaamaan sebagai satu keluarga.
”Mari saling menjaga, membangun harmoni bersama mewujudkan keluarga besar Indonesia yang kuat dan bersatu,” tandasnya.