YOGYAKARTA, SMJogja.com -Sampai dengan Maret nanti, wilayah DIY masih berpotensi turun hujan intensitas menengah hingga tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan berkisar 200 hingga 500 mm per bulan.
Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sleman Etik Setyaningrum menjelaskan, potensi hujan harian beberapa hari ini disebabkan adanya bibit siklon yang terpantau berada di Samudera Hindia selatan Jawa Barat. “Bibit siklon itu membentuk daerah peningkatan kecepatan angin. Dampaknya secara tidak langsung memicu potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi wilayah DIY,” katanya, Kamis (17/2).
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Bagi warga yang tinggal di dekat bantaran sungai diimbau waspada ancaman bencana banjir dan longsor. Jika terjadi hujan disertai kilat atau petir, diingatkan agar tidak berlindung di bawah pohon.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan antisipasi resiko bencana hidrometrologi sudah dilakukan dengan menyiagakan personel 24 jam. “Kapasitas relawan juga terus ditingkatkan. Sekarang kita didukung 2.500an personel relawan dari berbagai komunitas,” terangnya.
Selain penguatan SDM, sarana prasarana juga disiapkan termasuk alat komunikasi, dan penerangan. Terkait dukungan sarana komunikasi ini, pihak BPBD beberapa waktu telah berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo). “Kami mendapati radio komunikasi kadang blank, kemungkinan disebabkan repeater-nya rusak. Kami sudah koordinasi dengan Diskominfo untuk meminta dilakukan pengecekan,” ujar Bambang.
Khusus antisipasi bencana banjir lahar, BPBD telah memasang 37 early warning system (EWS) di sepanjang lereng sisi timur hingga barat Merapi. Piranti ini dilengkapi dengan sirine dan CCTV sehingga setiap saat bisa memantau aliran lahar dan situasi di beberapa barak pengungsian.