Dolar Fluktuasi, Manfaatkan Resi Gudang

JOGJA, SMJogja.com – Pergerakan harga rumput laut di pasar internasional fluktuatif mengikuti US dollar. Karena itu eksportir sebaiknya memanfaatkan Sistem Resi Gudang dalam upaya mitigasi harga internasional, serta terkait pergerakan kurs US dollar yang menjadi mata uang acuan ekspor.

Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengungkapkan hal itu agar eksportir lebih aman. Menurutnya sengan memanfaatkan SRG, petani rumput laut dapat memasukkan komoditas yang mereka miliki saat kurs dolar turun. Mereka dapat melakukan ekspor pada saat kurs membaik.

”Selain itu, pemanfaatan resi gudang juga bisa dilakukan saat terjadi pergerakan harga di pasar internasional yang menurun,” tandas Fajar.

Indonesia yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan, menjadi salah satu negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput terutama rumput laut kering. Nilai rumput laut di pasar dunia saat ini USD 2,9 miliar dengan hampir 807 ribu ton. Indonesia berkontribusi sebesar 195 ribu ton dengan pangsa 25 persen.

Read More

Data dari BPS menunjukkan, selama rentang waktu 2014-2019, ekspor rumput laut nasional juga tercatat tumbuh sebesar 6,53 persen per tahun. Pada Tahun 2020 volume ekspor tercatat sebesar 195.574 ton dengan nilai mencapai USD 279,58 juta.

Ketersediaan Barang

Salah satu pengelola gudang dan eksportir rumput laut yang memanfaatkan SRG, PT Rahmat Bahari Indonesia yang berada di Bali. Sepanjang tahun 2021, perusahaan telah meregistrasikan rumput laut sebanyak empat resi gudang, dengan volume 63.592 kilogram senilai Rp. 508.736.000.

Pimpinan PT Rahmat Bahari Indonesia, Ni Nyoman Ribek mengatakan adanya Sistem Resi Gudang dapat menjaga ketersediaan barang. Ia bisa menawarkan kepada pembeli di luar negeri. Selain itu, SRG dapat memitigasi fluktuasi harga serta rate kurs.

Dalam catatan Pusat Registrasi Resi Gudang, sepanjang tahun 2021 sampai dengan bulan Oktober tercatat 19 RG dari komoditas rumput laut yang teregistrasi dalam volume 1,4 ton, dengan nilai barang Rp 32,7 miliar dan nilai pembiayaan sebesar Rp 21,9 miliar. Sebelumnya, tahun 2020, komoditas rumput laut yang teregistrasi sebanyak 10 RG. Volumenya mencapai 743,5 kilogram senilai Rp 15 miliar, dan nilai pembiayaan sebesar Rp 2,3 miliar.

”Sistem Resi Gudang merupakan salah satu potensi yang bisa dikembangkan. Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan Sistem resi Gudang. Kami optimistis, seiring dengan peningkatan pemanfaatan resi gudang, sisi pembiayaan juga akan mengalami peningkatan,” imbuh Fajar.

Related posts

Leave a Reply