JOGJA, SMJogja.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu memproyeksikan penyaluran kredit perbankan tahun 2022 tumbuh 7,5% (yoy). Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan kredit tahun 2021 yaitu sebesar 5,2% (yoy). Terkait peningkatan pertumbuhan kredit tersebut, PT Kliring Berjangka Indonesia mengajak kalangan perbankan masuk ke pembiayaan dalam sistem resi gudang.
Beberapa bank termasuk Bank Pembangunan Dareah telah menyalurkan pembiayaan bagi para pemilik komoditas yang meregistrasikan komoditasnya di sistem resi gudang. KBI sendiri saat ini mengemban tugas dari pemerintah sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Fajar Wibhiyadi mengungkapkan pembiayaan di sektor resi gudang tentunya bisa menjadi alternatif atau ceruk baru bagi kalangan perbankan. Dengan jaminan komoditas yang telah teregistrasi dalam sistem resi gudang, tentunya penyaluran pembiayaan untuk para pemilik resi gudang akan aman.
Kesejahteraan Petani
”Kami sebagai pusat registrasi tentu telah melakukan verifikasi atas komoditas ke Sistem Resi Gudang. Terkait besaran pembiayaan, kalangan perbankan bisa memberikan antara 70 – 80 persen dari total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang,” papar Fajar dalam siaran persnya.
Ia menambahkan bagi kalangan perbankan, dengan memberikan pembiayaan di sistem resi gudang, juga sebagai bentuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pemilik komoditas. Karena itu, KBI terus melakukan komunikasi dengan kalangan perbankan untuk bisa masuk ke pembiayaan resi gudang.
Terkait pembiayaan resi gudang, data KBI menunjukkan sepanjang empat tahun terakhir terjadi peningkatan pembiayaan resi gudang. Tahun 2017, pembiayaan resi gudang mencapai Rp 15,9 Miliar, tahun 2018 mencapai Rp 52,6 Miliar, tahun 2019 mencapai Rp 56,5 Miliar, dan tahun 2020 mencapai Rp 93,8 Miliar. Tahun 2021, nilai pembiayaan resi gudang mencapai Rp 277,4 Miliar, meningkat 195 persen dari tahun 2020.