Eksplorasi Potensi Lokal, Perlu Digitalisasi Desa Wisata

Tim pengembangan desa wisata / dok UAJY

JOGJA, SMJogja.com – Industri pariwisata terus berkembang terlebih setelah dua tahun pandemi Covid-19. Masyarakat ingin mengembalikan kondisi dan mulai bangkit untuk berdampingan dengan pandemi. Banyak cara guna untuk melangkah ke sana, salah satunya seperti program pengabdian masyarakat (abdimas) Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Tim Abdimas mengusung program ”Peningkatan Digitalisasi Pariwisata dengan Model Co-Creation di Wilayah Desa Purwoharjo, Kulon Progo”. Ketua tim, Desideria Cempaka Wijaya Murti SSos MA PhD dengan anggota Dr Victoria Sundari Handoko SSos MS. Dua anggota dari mahasiswa yakni Zikrina Ratri dan Anthony Bryan Sany Vernico.

”Kami memilih Desa Purwoharjo sebagai target program pengabdian masyarakat berawal dari penduduk desa yang mendorong pengembangan Desa Wisata Tinalah. Kawasan itu memiliki potensi kekayaan alam, sejarah, dan budaya,” tutur Desideria.

Ia dan tim mengembangkan informasi edukasi objek wisata berbasis kecerdasan buatan melalui aplikasi mobile Tinalah Edu atau aplikasi Mbak Dewi. Setiap wisatawan dapat memotret objek benda khas desa wisata dan otomatis memperoleh informasi terkait kearifan lokal dari benda tersebut.

Read More

Pola Baru

Pengembangan digitalisasi menurut Desideria menggunakan model Co-Creation. Pola tersebut yakni penciptaan bersama untuk menghasilkan product value yang lebih berkualitas dan sesuai dengan harapan stakeholders.

”Sejak pandemi, wisata alam terbuka menjadi alternatif kunjungan bagi wisatawan domestik. Digitalisasi pariwisata menjadikan masyarakat ikut beradaptasi dalam perkembangan teknologi. Mereka menggunakan inovasi digital untuk mengangkat ekonomi masyarakat,” ungkap pengajar Magister Ilmu Komunikasi UAJY tersebut.

Masyarakat terlibat aktif dalam pengembangan model co-creation dan menjadikan penduduk lokal sebagai co-creator. Upaya inovasi dengan strategi model co-creation di sana dalam rangka pengembangan sejumlah destinasi. Ada kawasan wisata sejarah (Museum Sandi dan sekitarnya), kawasan wisata alam (Gua Sriti dan Puncak Kleco), dan kawasan wisata edukasi (Desa Wisata Tinalah). Inovasi berhasil meraih total skor 83 sebagai Pengabdian Masyarakat Terbaik kedua se-Indonesia.

Related posts

Leave a Reply