SLEMAN, SMJogja.com – Kabupaten Sleman memiliki ragam tradisi upacara adat. Beberapa bahkan sudah masuk dalam Calendar of Event seperti Saparan Bekakak, Labuhan Merapi, dan Sadranan Wotgaleh.
Untuk lebih mengenalkan kekayaan budaya itu kepada masyarakat, Pemkab Sleman menggelar agenda Festival Upacara Adat. Acara dihelat selama dua hari, Sabtu (11/6) dan Minggu (12/6) di halaman Gedung Serbaguna Pemda Sleman. Pada festival ini, masing-masing kapanewon menampilkan upacara adat yang ada di wilayah mereka.
Acara dibuka oleh Bupati ditandai dengan pemukulan gong. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman Edy Winarya, penyelenggaraan festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya sekaligus mengembangkan adat tradisi lokal. “Bentuk kegiatannya adalah menampilkan berbagai upacara adat dalam bentuk arak-arakan. Kemudian dilanjutkan display di depan tamu kehormatan dengan durasi yang telah ditentukan,” jelasnya.
Penampilan perwakilan peserta dari 17 kapanewon selanjutnya akan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari akademisi, budayawan, dan praktisi seni budaya. Dalam sambutan pembukaannya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, Festival Upacara Adat ini merupakan salah satu upaya strategis untuk melestarikan warisan budaya tradisional, serta ajang edukasi bagi generasi muda.
“Dengan menyimak kegiatan ini harapannya para muda mudi bisa turut mencintai dan melestarikan seni budaya,” ujarnya.
Kustini melanjutkan, eksistensi seni, budaya, dan tradisi tidak sekedar menjadi warisan berharga bagi generasi penerus. Tapi juga bisa dijadikan daya tarik sektor pariwisata, serta menjadi sarana untuk mengasah dan menumbuhkembangkan kreativitas.
“Semoga kegiatan festival ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi seni dan budaya. Sehingga sudah seharusnya kita berbangga diri atas kekayaan budaya yang kita miliki,” pungkasnya.