JOGJA, SMJogja.com – Warga berjubel menyaksikan prosesi gerebeg memperingati Iduladha. Sebelumnya, pada Idulfitri lalu, Keraton Jogjakarta juga sudah mengadakan garebeg terbuka. Masyarakat bisa menyaksikan dan mengikuti secara langsung.
Penghageng Urusan Keputren Keraton Yogyakarta Nyi KRT Hamong Tedjonegoro menjelaskan Hajad Dalem Garebeg Besar berlangsung memperingati Iduladha 1444 H/Tahun Ehe 1956.
Seperti pelaksanaan Garebeg Sawal lalu, pelaksanaan Garebeg Besar secara langsung dengan iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal tujuh buah gunungan.
Adapun sebelum Garebeg Besar, terlebih dulu telah digelar Gladhi Resik Prajurit pada Minggu (25/06) yang berpusat di Plataran Kamandungan Kidul serta Hajad Dalem Numplak Wajik, Senin (26/06) di Panti Pareden, Kompleks Magangan, Keraton Yogyakarta.
”Terdapat tujuh buah gunungan dalam Garebeg Besar tahun ini. Seluruhnya akan diarak menuju Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta. Sebelum diperebutkan, gunungan akan didoakan dahulu,” ujar Ibu Kanjeng, sapaan akrabnya.
Ia menambahkan gunungan merupakan simbol pemberian dari raja kepada rakyatnya. Adapun sedekah yang dimaksud terdiri atas hasil bumi, jajanan tradisional seperti gunungan dan wajik.
Setahun ada tiga kali pelaksanaan Garebeg yakni Garebeg Sawal (Idulfitri), Garebeg Besar (Iduladha), dan Garebeg Mulud (peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW).