Gemar Koleksi Barang Antik, Wesa Sukses Kembangkan Startup Hobikoe

CEO Founder Hobikoe, Mukhammad Washar Wasesa / SMJogja.com - Amelia Hapsari

YOGYAKARTA, SMJogja.com – Bermula dari hobinya mengoleksi barang antik, Mukhammad Washar Wasesa atau akrab disapa Wesa kini sukses menjadi pengusaha muda. Pria 39 tahun itu adalah CEO Founder Hobikoe, sebuah platform aplikasi jual beli barang antik dan hobi.

Baru sekitar satu tahun berdiri, Hobikoe berhasil membukukan pendapatan senilai Rp 1 miliar, dan pertumbuhan google analitik menembus 15 persen. Ditemui di kantornya daerah Warung Boto Yogyakarta, Wesa menuturkan kecintaannya terhadap barang antik dimulai sejak tahun 2008. Kala itu, ia tertarik mengumpulkan berbagai patung tokoh kartun Dragon Ball hingga koleksi zaman Kerajaan Majapahit. Wesa pun sering menyambangi Pasar Kuncen untuk berburu uang kuno. 

Lambat laun, dia menyadari bahwa barang antik tidak sekedar pajangan tapi bisa dijadikan investasi yang menjanjikan. “Sekitar tahun 2011, saya pernah membeli uang kuno seharga Rp 70 juta, dan ternyata delapan tahun kemudian laku terjual Rp 3,7 miliar. Uang itulah yang saya gunakan untuk modal membangun percetakan,” kenang Wesa yang kini didapuk menjadi UU Ketua Indonesia Antique Community dan Ketua Masyarakat Numismatik Indonesia (MNI) Jawa Tengah dan DIY. 

Meski sudah menggeluti bisnis percetakan, hobinya mencari barang antik tetap dilakoni. Tidak hanya patung dan uang zaman lawas, Wesa juga memiliki bermacam koleksi jam dinding, arloji, keris, cincin, dan filateli. Pergaulannya di kalangan kolektor pun semakin luas hingga kemudian dia berinisiatif membuat grup WhatsApp. Namun layanan grup media sosial itu memiliki keterbatasan jumlah peserta, paling banyak hanya menampung 250 anggota. 

Read More

“Waktu itu sampai ada tiga grup. Dari situ lalu terpikir ide untuk membuat aplikasi yang bisa mewadahi transaksi semua anggota hingga terwujudlah Hobikoe ini,” ujar pria kelahiran Brebes ini.

Di dalam official store Hobikoe terdapat 21 kategori. Masing-masing kategori memiliki kurator yang akan mengecek keaslian barang. Sebagai jaminan, pihaknya juga mengeluarkan sertifikat barang antik. Pengelola Hobikoe juga menyediakan fasilitas galeri besar yang lengkap dengan deskripsi dan detail. 

Sampai saat ini sudah sekitar 200 ribu produk yang diunggah di platform transaksi tersebut, dan 4.700 unit diantaranya sudah laku terjual. Kisaran harganya bervariasi, mulai dari yang termurah Rp 7.000 hingga paling mahal dibanderol Rp 400 juta. Peminatnya tidak hanya dari Indonesia tapi juga dari luar negeri seperti Prancis, Finlandia, Hongkong, dan Singapura. 

Percaya diri dengan jumlah pengunduh aplikasi mencapai 5.000, Hobikoe turut menyasar market pengguna transaksi mata uang digital, blokchain, NFT, super kolektor dunia, galeri seni, pasar barang antik, rumah lelang, serta pegadaian.  

“Kami sebenarnya ingin merambah ke hobi flora dan fauna. Tapi masih ada beberapa pertimbangan khususnya menyangkut ekspedisi,” tutup Wesa.

Related posts

Leave a Reply