JOGJA, SMJogja.com – Gerakan moderasu bukan hal asing bagi Fatayat NU. Mereka sudah melakukannya, khususnya isu keadilan dan kesetaraan gender, di wilayah DIY sejak berdirinya organisasi tersebut.
Hal itu terungkap dalam peluncuran buku dan bedah buku ”Gerakan Perempuan Islam Moderat: Sejarah Fatayat Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta”. Kegiatan berlangsung di aula Kompleks G Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. Hadir dalam acara itu anggota DPD RI dari DIY, Dr KH Hilmi Muhammad MA.
Tim Media PW Fatayat NU DIY, Nurlaily Fatayati menjelaskan penulis buku merupakan Tim PW Fatayat NU DIY. Buku tersebut mengabadikan secara lengkap peran PW Fatayat NU DIY dalam mengembangkan moderasi Islam. Khususnya, isu keadilan dan kesetaraan gender di DIY sejak berdirinya organisasi.
”Isu pemberdayaan perempuan makin luas cakupannya dengan isu perlindungan anak, menjadi fokus dan prioritas program Fatayat NU. Selain untuk merekam dan mendokumentasikan jejak perjuangan, buku juga menjadi literatur bagi pegiat sosial, akademis, aktifis perempuan, dan masyarakat, khususnya bagi generasi NU dan kader Fatayat NU,” papar Nurlaily.
Sejarah Lengkap
Sejarah yang terekam dalam buku dari titik awal PW Fatayat NU DIY tahun 1984 – 1988 pimpinan Lilik Haryati. Jejak perjuangan pada tahun 1989 -1992 yang dipimpin Sri Andari. Masa Menuju Reformasi pimpinan Habibah Musthofa pada kurun waktu 1993 – 1997 dam 1997 – 2001.
Arah baru Gerakan Perempuan di Era Reformasi pimpinan Choirotun Chisaan pada kurun tahun 2001 – 2006. Pada kurun waktu 2007 – 2009 PW Fatayat NU DIY dipimpin Siti Rohmah Nurhayati. Selanjutnya kepemimpinan Isti Zusrianah pada kurun waktu 2012 – 2017. Terakhir kepengurusan PW Fatayat NU DIY pimpinan Khotimatul Husna yang bersinar bagaikan bintang kejora.
Buku ini menguraikan PW Fatayat NU DIY terbentuk pada tahun 1961, selang 10 tahun dari Fatayat NU Pusat yang berdiri lebih dulu. Pelopor PW Fatayat NU DIY yakni para pelajar dan mahasiswa yang berlatar belakang NU yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta.
Wakil Ketua PW Fatayat NU DIY, Rindang Farihah MSi mengatakan melalui buku tersebut, Fatayat NU bisa mengambil pelajaran masa lalu kemudian melanjutkan program strategis bagi gerakan Fatayat NU mendatang.
Ketua PWNU DIY KH Ahmad Zuhdi Muhdlor MHum menambahkan peluncuran buku merupakan peristiwa bersejarah. Fatayat NU menurutnya telah melakukan migrasi, dari tradisi oral menuju tradisi penulisan.