Gunakan Pewarna Alami Ramah Lingkungan, Siswa SD Belajar Membatik

Siswa belajar membatik menggunakan pewarna alami / ist

JOGJA, SMJogja.com – Batik dari Indonesia menjadi warisan dunia dan mendapat pengakuan dari Unesco. Hasil seni budaya tradisional tersebut perlahan mulai kembali muncul setelah lama bagai tenggelam. Kecintaan pada batik harus terus dipupuk dan dikembangkan sejak dini.

Berangkat dari kesadaran menumbuhkan kecintaan pada seni budaya tradisional, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memberi pelatihan membatik dan pewarnaan alami bagi siswa SD sampai mahasiswa. Pelatihan berlangsung di Balai Agung Cendana Semaki, Yogyakarta, salah tempat aktivitas membatik di Kota Budaya.

Wakil Rektor Bidang Akademik UAD, Rusydi Umar ST MT PhD menuturkan program tersebut merupakan bagian pembelajaran berbasis proyek (project based learning) untuk menumbuhkan kecintaan batik sejak dini,mulai dari pelatihan membatik hingga pewarnaan alami. Pewarnaan alami menggunakan bahan-bahan yang dapat diperoleh di lingkungan misal pohon, daun atau buah tertentu.

”Kegiatan ini sinergi antara penelitian dan pengabdian dosen kepada mahasiswa serta masyarakat. Peserta akan memperoleh pengalaman luar biasa tentang membatik dan kelak dapat mempraktikkan di lingkungan keluarga, komunitas dan masyarakat tempat mereka berasal,” tandas Rusydi.

Read More

Tambah Ketrampilan

Program yang memperoleh bantuan dari pemerintah itu diawali dengan pelaksanaan training on trainer (TOT) yang menyasar mahasiswa UAD selama dua hari, kemudian dilanjutkan pelatihan untuk anak-anak SD Negeri Tahunan, SD Muhammadiyah Danunegaran, dan SD Muhammadiyah Suryawijayan.

”Kami ingin menumbuhkan dan menambah pengetahuan serta ketrampilan mahasiswa UAD dalam membatik dan pewarnaan alami. Mereka kemudian gantian mengajar dan melatih anak-anak SD,” imbuh Dr Ir Zahrul Mufrodi ST MT IPM dari tim pengabdian masyarakat.

Saat ini tim UAD sedang mengembangkan proses pewarnaan batik menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan. Proses pewarnaan batik yang mulanya membutuhkan biaya sebesar Rp 900.000 bisa ditekan seminimal mungkin, dengan proses yang lebih efisien.

Peserta pelatihan belajar dari tahapan membatik, mencanting dengan malam dan menuliskannya ke atas kain. Mereka juga mempelajari jenis-jenis pewarna alami, cara mendapatkan pewarna alami untuk batik, dan mengolah limbah batik. Selain itu diajarkan pula cara mencelup kain ke pewarna alami, untuk mendapatkan warna kain batik yang khas.

Related posts

Leave a Reply