Ilmu Fisika Citra, Melihat Fenomena Tak Terlihat

Guru Besar Fakultas FMIPA UGM, Prof Drs Gede Bayu Suparta MS PhD / dok UGM

JOGJA, SMJogja.com – Ilmu fisika citra (physics of imaging) merupakan mazhab baru ilmu fisika terapan guna melihat, memeriksa, mengukur, menganalisis, dan merekonstruksi isi dan gejala di alam yang tidak terlihat menjadi terlihat oleh indra mata manusia.

Dengan merekam interaksi antara suatu objek dengan gelombang elektromagnetik atau gelombang mekanik, objek divisualisasikan sehingga bentuk, isi, asal-usul dan perubahannya lebih mudah dimengerti dan terlihat lugas, polos sebagaimana adanya.

”Ilmu Fisika Citra mendasari pengembangan alat visualisasi sederhana hingga teknologi canggih alat radiografi, CT scan, ultrasonografi, lidar, sonar, radar, NMR dan lain-lain. Melalui visualisasi, ilmu fisika yang sulit dapat digunakan untuk memeriksa kualitas kesehatan orang dan kualitas produk,” ungkap Guru Besar Fakultas FMIPA UGM, Prof Drs Gede Bayu Suparta MS PhD.

Fisika tentang sinar-x yang sulit dipahami awam ketika dikemas dalam bentuk ilmu fisika citra menjadi ilmu menarik karena sangat bermanfaat untuk menghasilkan alat diagnose medis dan alat uji mutu produk-produk yang dikonsumsi masyarakat.

Read More

Perlu Perbaikan

Menurut Bayu, meski bermanfaat, terjadi paradoks pemikiran seperti sinar-x yang sebenarnya bermanfaat. Sinar itu dianggap sama dengan radiasi nuklir yang dapat menyebabkan kemandulan, kanker, penyakit, hingga kematian. Ditambah lagi, pemerintah menterjemahkan ke dalam regulasi yang ketat sehingga sangat menyulitkan untuk pemanfaatan sinar-X di masyarakat.

Paradoks tersebut perlu diperbaiki dan diluruskan agar masyarakat tidak takut lagi bila mendengar kata sinar-x. Masyarakat diharapkan lebih berani memanfaatkannya untuk membantu memperbaiki kualitas kesehatan dan peningkatan kualitas produk industri guna mendukung pembangunan peradaban Indonesia maju.

Ia menegaskan, Pemerintah Indonesia harus mendorong terbentuknya SDM yang mampu membuat alat-alat uji yang kinerjanya cepat, sederhana, langsung, dan harganya sangat terjangkau. Kemampuan Indonesia membuat alat-alat uji sendiri seperti radiografi digital (DR) dan tomografi komputer (CT scan) yang tak merusak sampel akan mendorong dihasilkannya produk-produk dalam negeri yang konsisten dan setara dengan kualitas produk negara maju.

Related posts

Leave a Reply