Indeks Keberadaban Digital Masih Rendah

Anggota DPR RI, Sukamta

YOGYAKARTA, SMJogja.com – Rendahnya indeks keberadaban digital menjadi persoalan serius yang dihadapi masyarakat Indonesia. Kondisi itu dapat memberi dampak buruk bagi banyak pihak, termasuk mempengaruhi tatanan kondisi kehidupan sosial.

“Indonesia menjadi negara dengan indeks kesopanan digital paling buruk se-Asia Pasifik. Pada tahun 2020, skalanya menembus 76 persen pada 2020,” kata anggota DPR RI, Sukamta dalam webinar Bijak Berkomentar di Ruang Digital yang diselenggarakan Kominfo RI, Selasa (2/8). 

lndonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia. Per Januari 2022 dilaporkan sebanyak 204,7 juta pengguna internet di negara ini, dan 191,4 juta adalah pengguna media sosial.

Anggota Komisi 1 dari Dapil DIY itu mengungkapkan, resiko kesopanan digital di Indonesia paling besar dipengaruhi oleh hoaks, dan penipuan. Kemudian disusul ujaran kebencian, dan diskriminasi. Rentetannya adalah konsekuensi hukum.

Read More

“Melihat angka itu, tentunya sangat memprihatinkan. Artinya, 4 dari 5 orang Indonesia berlaku tidak sopan di medsos,” ujarnya.

Minimnya indeks keberadaban digital juga memunculkan berbagai konsekuensi di tengah kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah marak kasus perundungan. KPAI mencatat sebanyak 361 anak-anak menjadi korban bullying di media sosial sepanjang tahun 2016-2020. Diyakini, fakta di lapangan jumlahnya lebih dari itu.  

Tidak hanya itu, perilaku negatif masyarakat di medsos juga memicu peningkatan resiko stres. Untuk meminimalisir hal tersebut, Sukamta mendorong agar masyarakat dapat memegang teguh prinsip etika dalam bermedia sosial. 

“Perlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan di dunia nyata. Hargai privasi, dan pendapat orang lain,” pesannya.

Related posts

Leave a Reply