Inilah Pentingnya Literasi Digital Menurut Ganjar Pranowo

Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni UGM (PP Kagama), Ganjar Pranowo / ist

JOGJA, SMJogja.com – Membaca, buku maupun e-book, belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat terutama anak muda. Mereka lebih menyukai informasi instan dari media digital terutama media sosial yang belum teruji kebenarannya. Di sinilah pentingnya literasi digital.

Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni UGM (PP Kagama), Ganjar Pranowo mengungkapkan kondisi tersebut usai mengisi seminar nasional tentang Literasi dan Keberadaban di Era Digital di ruang seminar Perpustakaan UGM, baru-baru ini.

Ia mengajak masyarakat meningkatkan kemampuan literasi digital di tengah sebaran disinformasi di media sosial dan aplikasi pesan instan. Pasalnya, literasi digital mampu meningkatkan kemampuan berpikir lebih kritis dalam memahami dan memilah informasi yang lebih valid.

”Kondisi sekarang, sedikit orang yang suka membaca. Karena itu e-book harus lebih diperbanyak,” tandas Ganjar.

Read More

Manfaat literasi digital menurutnya selain mendorong kebiasan mencari dan memahami informasi untuk menambah wawasan, juga meningkatkan kemampuan kritis dalam berpikir serta memahami informasi. Bahkan dapat meningkatkan kemampuan verbal dan menambah kemampuan membaca, merangkai kalimat serta menulis informasi.

Pengguna Internet

Ganjar menjelaskan luar biasanya penetrasi internet di Tanah Air. Ia mengungkapkan pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang atau 78,19 persen dari total penduduk Indonesia. Sekitar 99,51 persen mengakses internet menggunakan telepon cerdas. Bahkan, sekitar 63,74 persen di antaranya menggunakan internet satu hingga lima jam per hari.

Khusus bagi pustawakan, ia mengatakan era digital menjadi tantangan bagi mereka untuk meningkatkan literasi dan meningkatkan pengunjung perpustakaan. Ia berharap para pustakawan perlu inovasi, memperbanyak buku digital dan mengedukasi masyarakat.

Pustakawan UGM, Ida Fajar Priyanto PhD menilai pemerintah perlu mendorong peningkatan literasi digital melalui penguatan kebijakan. Ia menyarankan pembuatan aturan yang bisa menjadi acuan bagi masyarakat serta teknologi pendukungnya.

”Selama ini yang terjadi justru sebaliknya banyak aturan yang berkaitan dengan literasi dibuat setelah ada serbuan produk teknologi digital yang dianggap memberikan dampak negatif,” kritiknya.

Related posts

Leave a Reply