JOGJA, SMJogja.com – Pada kondisi apapun, akademisi tidak boleh mengorbankan kualitas akademik. Pasalnya, sebagai anggota masyarakat ilmiah mempunyai cara, strategi, dan pengalaman supaya kualitas akademik tidak berkurang. Karena itu, kuliah tatap muka harus terus berjalan.
Rektor UMY, Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM menegaskan hal itu dalam sosialisasi perkuliahan semester genap secara virtual. Ia menegaskan dengan strategi, perguruan tinggi bisa melakukan langkah-langkah antisipasi menyelamatkan masa depan bangsa.
”Sudah kami tetapkan dalam kondisi apapun tidak boleh mengorbankan kualitas akademik. Dengan strategi, mari kombinasikan sesuai situasi yang berkembang,” tandas Gunawan.
Penanggung jawab Incident Command System (ICS) UMY, Prof Dr Ir Sukamta ST MT IPM menambahkan pelaksanaan kuliah tatap muka tetap berlangsung sesuai prosedur yang berjalan.
Kamppus telah memenuhi ketentuan-ketentuan pelaksanaan kuliah tatap muka sesuai dengan panduan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
”Pembelajaran tatap muka berjalan secara terbatas bagi perguruan tinggi yang sudah melaksanakan vaksinasi paling sedikit 40 persen. Selain itu, capaian vaksinasi warga sekitar minimum 10 persen. Jumlah peserta didik sebanyak 50 persen dengan lama waktu empat jam,” ujar Sukamta.
Kasus Positif
Komandan Lapangan ICS, Al Afik SKep Ns MKep menjelaskan capaian vaksinasi UMY sebanyak 28.637 dari dosis pertama sampai booster. Tentang kasus positif di lingkungan kampus pada 2 Februari 2022 tercatat sebanyak 36 mahasiswa terpapar dan kondisi mayoritas minim gejala.
Tim ICS akan memfasilitasi sivitas akademika yang terkonfirmasi positif sesuai prosedur. Apabila ada yang terkonfirmasi, sudah ada jalurnya. Pasien yang tidak bergejala akan tes menggunakan PCR sedangkan yang bergejala menggunakan Swab Antigen.
Konsultan medis ICS, dr Agus Widyatmoko Sp PD MKes melaporkan kondisi infeksi Covid-19 terkini. Ia mengimbau siapapun yang mengalami gejala Omicron seperti pilek, hidung tersumbat, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot, fatique, demam, segera melakukan pemeriksaan antigen. Kecuali itu, mereka yang terkonfirmasi positif segera melakukan isolasi mandiri.
”Pada kasus Omicron, bagi yang sudah vaksin lengkap, isolasi mandiri tujuh hari sudah selesai tanpa harus PCR atau lima hari namun harus ada bukti PCR negatif,” tandasnya.