Jamu Jadi Alternatif Pengobatan PMK

Sapi di Sleman mulai memperoleh vaksinasi PMK, Sabtu (25/6/2022) / dok

SLEMAN, SMJogja.com – Pengobatan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak tidak harus dilakukan secara kimiawi. Metode alternatif menggunakan bahan tradisional juga dirasa cukup manjur untuk obat.

Edukasi tentang racikan obat tradisional ini bahkan telah disosialisasikan oleh Dinas Pertanian, Pangan, dan Pertanian (DP3) Sleman kepada kalangan peternak. Berdasar pengalaman, racikan itu terbukti bisa mempercepat proses pemulihan ternak yang sakit. 

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP3 Sleman Nawang Wulan membeberkan, formula jamu itu hanya berisi 10 butir telur ditambah satu botol kecap ukuran kecil, dan seperempat kilogram gula merah. “Racikannya seperti jamu yang biasa diberikan kepada kuda pacu untuk meningkatkan imunitas. Didalamnya kaya kandungan protein dan asupan energi,” katanya, Selasa (28/6).

Saat ini, Pemkab masih menunggu kucuran dana dari pusat untuk pengadaan obat. Beberapa jenis kebutuhan obat yang cukup mendesak antara lain multivitamin A, D, dan E, anti histamtin, dan analgesik. Nawang menjelaskan, terkait pengadaan stok obat ini, pemerintah daerah boleh mengajukan anggaran sehingga ada sharing dengan pusat. 

Read More

Dalam upaya penanganan PMK ini, Pemkab Sleman telah mengusulkan dana tahap awal sebesar Rp 1,3 miliar. Usulan anggaran itu termasuk untuk obat-obatan dan sarpras vaksinasi. Sampai saat ini dilaporkan sedikitnya 2.952 ternak di Sleman suspek PMK, dan 26 ekor terkonfirmasi positif. 

Angka kematian sejauh ini tergolong rendah hanya sekitar 1,6 persen. Delapan ekor ternak terpaksa dipotong karena prosentase kesembuhannya dirasa kecil. Salah satu cirinya adalah organ kuku sudah lepas sehingga menyebabkan hewan sulit berdiri. 

“Ternak yang kondisinya demikian lebih baik dipotong paksa daripada peternak nol keuntungan. Setidaknya masih bisa terback up dari penjualan daging hasil pemotongan,” ujar Nawang.  

Pemkab Sleman juga terus menggenjot vaksinasi. Penyuntikan 3.100 dosis vaksin tahap pertama ditargetkan selesai pada minggu ini. Untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi, DP3 telah memobilisasi tenaga medis yang ada di puskeswan. “Puskeswan kami tutup sementara waktu karena seluruh tenaganya dikerahkan untuk mendukung vaksinasi PMK,” kata Kepala DP3 Sleman Suparmono.

Tidak hanya vaksinator, kegiatan itu juga membutuhkan tenaga administrasi untuk pencatatan. Hewan yang sudah divaksinĀ  harus dilaporkan kepada pusat melalui aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional. Karena jumlah personel yang dibutuhkan cukup banyak, dinas akan bekerjasama dengan beberapa kampus termasuk Fakultas Kedokteran Hewan UGM, dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia.

Related posts

Leave a Reply