JOGJA, SMJogja.com – Minuman kopi sedang naik daun beberapa tahun terakhir ini. Ribuan gerai kopi muncul di mana-mana, di Jogja jumlahnya mencapai lebih 3.000. Belum lagi angkringan yang juga menyediakan kopi, jumlahnya bisa lebih dari 6.000 karena setiap waktu bertambah.
Jogja memang surganya penikmat kopi. Di sini banyak kampus, tempat wisata yang mulai menggeliat setelah lebih dua tahun terdampak pandemi Covid-19. Kini, para pecinta kopi bisa berkumpul dan menikmati kopi dari penjuru Jogja dan sekitarnya di ajang Jogja Coffee Week #2.
”Sebelum pandemi kami sudah menggelar Jogja Coffee Week pertama, sebenarnya akan menjadi agenda tahunan tapi karena pandemi terhenti. Sekarang kondisi mulai membaik dan kami adakan lagi ajang tersebut,” ungkap Ketua Panitia Jogja Coffee Week #2, Rahadi Saptata Abra.
Kegiatan bakal berlangsung pada 2-6 September 2022 di Jogja Expo Center (JEC). Banyak agenda di JCW antara lain pameran, bazar, lomba barista, pelatihan, diskusi tentang kopi, pemasaran digital dan banyak lagi. Selain itu, ada pula hiburan musik secara langsung.
Potensi Besar
Ketua Umum KADIN DIY, GKR Mangkubumi menambahkan usaha kopi di Jogjakarta berkembang sangat pesat. Potensi pendapatan dari usaha gerai kopi cukup besar, dalam hitungan kasar bisa mencapai Rp 360 miliar setiap tahun.
”Gerai-gerai tumbuh tidak hanya menyajikan kopi tetapi juga tempat yang nyaman dan bisa menjadi lokasi foto bagi pengunjung. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Jogjakarta karena menawarkan kenyamanan bagi wisatawan,” tutur Mangkubumi.
Ia menjelaskan Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Produksi kopi Indonesia mencapai 774.600 ton dan untuk ekspor mencapai 380.170 ton berdasarkan data tahun 2021.
Jogja juga memerlukan banyak stok kopi karena jumlah gerainya yang mencapai ribuan. Ini menjadi potensi besar terutama bagi petani kopi rumahan yang selama ini mendominasi produk kopi lokal.