BANTUL, SMJogja.com – Masyarakat Kalurahan Panggungharjo, Bantul telah melakukan pemilahan dan pengolahan sampah dengan baik. Desa ini bahkan memiliki fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, and Recycle (TPS3R) dibangun sejak tahun 2013.
Shelter TPS3R yang dinamai Kupas ini hanya menerima sampah yang sebelumnya telah dipilah dari rumah tangga dan pasokan dari pemulung. Sampah yang masuk ke TPS3R tentunya memiliki nilai jual.
Di tengah kondisi darurat sampah yang tengah dihadapi masyarakat Yogyakarta pasca penutupan TPA Piyungan, efektifitas TPS3R menjadi semakin signifikan karena dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. Konsep TPS3R yang dikembangkan di Desa Panggungharjo sebenarnya dapat dijadikan alternatif solusi dan direplikasi di daerah lain untuk mengatasi masalah sampah.
Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan, pembangunan TPS3R bersama para mitra, telah berhasil mengelola sampah dari 2.000 rumah tangga di desanya. “Sampah yang kami kelola diolah menjadi kompos, pupuk cair dan dipilah menjadi material daur ulang selanjutnya dengan industri daur ulang. Operasional TPS3R ini juga bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi 33 orang,” kata Wahyudi.
Kehadiran TPS3R Kupas telah berhasil mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Piyungan sebesar 80 persen. Jika sistem ini bisa dikembangkan oleh TPS3R lain, maka bisa mengurangi beban TPA secara signifikan. Pihaknya pun turut bermitra dengan Danone-AQUA untuk program penguatan kelembagaan, pengembangan pengetahuan tentang persampahan.
“Kami berharap apa yang telah kami lakukan disini dapat menginspirasi daerah lain untuk membuat hal serupa sehingga kita bisa mengurangi timbulan sampah di TPA,” imbuhnya.
Tidak hanya meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat, keberadaan TPS3R Kupas juga mampu membantu perekonomian masyarakat. Sri Hastuti, warga Panggungharjo yang juga pelanggan TPS3R Kupas mengatakan bahwa keberadaan fasilitas ini memberi manfaat besar
“Perubahan perilaku terlihat jelas, kalo kami ada kegiatan di rumah warga, tuan rumah gak perlu terlalu repot. Tamu pulang membawa sampahnya masing-masing, apalagi yang bernilai seperti botol atau gelas plastik. Warga disini secara bertahap sudah sadar bahwa sampahku adalah tanggung jawabku,” ungkapnya.
Pengetahuan tentang sampah ini juga ditularkan kepada keluarga di rumah. Pemilahan sampah sudah dimulai dari rumah. Sampah organik diolah menjadi pupuk sedangkan residu dibawa ke TPS3R.
Terpisah, Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Klaten, Rama Zakaria mengatakan, Kalurahan Panggungharjo adalah mitra yang berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Di wilayah DIY, AQUA telah mendampingi 2 TPS3R yakni di Panggungharjo, Bantul, dan Minomartani Sleman. Sementara di Desa Tembi, Timbulharjo, Bantul ada Collection Center Sentral Busa yang mampu mengumpulkan 40 ton botol PET per bulan yang mendapatkan pendampingan yang sama dari perusahaan tersebut.
“Kami berharap seluruh inisiatif yang kami lakukan dapat menjadi inspirasi untuk dikembangkan ditempat lainnya, karena terbukti berbagai inisiatif yang kami dampingi terbukti mampu dapat mengurangi timbulan sampah di Yogyakarta dan sekitarnya,” pungkasnya.