Jogja Planning Gallery Pecah Kepadatan Malioboro

Rapat koordinasi harmonisasi karya JPG di Kepatihan, Senin (16/1/2023) / dok Humas DIY

YOGYAKARTA, SMJogja.com – Ruang publik Jogja Planning Gallery (JPG) akan segera dibangun  menempati bangunan cagar budaya eks Gedung DPRD DIY. Galeri ini akan mengedepankan konsep teknologi sejalan dengan citra Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan.

Kehadiran JPG nantinya diharapkan bisa memecah kepadatan kawasan Malioboro. Selama ini wisatawan lebih banyak terkonsentrasi di Jalan Malioboro, sedangkan panjang ruas jalan itu hanya 1 kilometer sehingga kondisinya sering penuh.  “Harapan saya, JPG ini bisa memecah konsentrasi penuhnya Malioboro. Pengunjung bisa masuk di ruang publik ini untuk berwisata, tidak hanya sekedar mengunjungi pertokoan dan kuliner saja tapi ada edukasi sekaligus hiburan yang menarik,” kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat koordinasi harmonisasi karya JPG, Senin (16/1).

Menurut Sultan, konsep teknologi yang hendak ditonjolkan dari JPG memang sesuai dengan kebudayaan pada perspektif masa depan. Pemanfaatan teknologi sudah sukses diterapkan di DPAD DIY, dan Museum Keraton Yogyakarta. 

Sultan optimis penggunaan teknologi ini akan menjadi daya tarik bagi pengunjung Malioboro. “Secara nominal pembiayaan, terkesan memakan banyak biaya, namun sepadan dengan apa yang didapat,” ujarnya.

Read More

Tidak sekedar sebagai sarana edukasi, JPG diharapkan bisa menjadi salah satu tempat yang mampu mengabadikan kenangan para pengunjung. Harmonisasi karya ini sendiri merupakan tindak lanjut dari penggabungan 3 besar pemenang desain dasar JPG yang disayembarakan tahun lalu.

Kepala Dinas PUPESDM DIY Anna Rina Herbranti menjelaskan, hasil harmonisasi ini sebelumnya sudah dipaparkan pada Gubernur DIY dan mendapat respon positif. Setelahnya, proses pembangunan JPG dijalankan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

“Tahun ini kami akan dibuat DED-nya. Paling tidak pada 2024 nanti bisa mulai disusun konten JPG,” katanya. 

Destinasi tersebut akan berdiri di atas kawasan seluas 25.400 meter persegi. Sesuai arahan Gubernur,  teknologi tinggi juga disematkan di dalamnya. Kehadiran JPG sekaligus menjadi landmark budaya DIY karena terdapat bermacam isi seperti galeri kontemporer, dan visualisasi Jogja dari masa ke masa.

Kepala Bappeda DIY Beny Suharsono menambahkan, konsep besar JPG sudah mulai ditata. Tidak hanya pembangunan fisik yang harus diperhatikan, tapi juga garis besar konten.

Sementara itu terkait pemindahan pedagang di Jalan Perwakilan yang rencananya akan dijadikan pintu masuk, Beny memastikan semua sudah selesai dilaksanakan. Para pedagang telah menempati relokasi di Pasar Pakuncen Wirobrajan. “Tahapan demi tahapan sudah kami lalui termasuk menyiapkan kawasan yang memang milik Keraton. Sekarang disana sudah tidak ada aktivitas perdagangan,” tandasnya.

Related posts

Leave a Reply