JOGJA, SMJogja.com – Edukasi tidak harus berada di ruang kelas, begitu pun literasi. Ada banyak cara melakukannya. Bahkan, ajang seni dan budaya bisa menjadi salah satu upaya edukasi dan literasi seperti yang berlangsung di lapangan Kepek Pengasih, Kulonprogo.
Literasi digital kali ini mengusung ketoprak tobong dengan lakon “Kabar Mawa Wisa”. Ribuan orang mendatangi pentas yang memang gayeng, penuh humor dengan pesan-pesan melawan hoaks.
Gelaran Literasi Digital 2023 Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bertema ”Menjadi Pejuang Anti Hoaks di Dunia Digital”. Seniman kondang ikut ambil bagian antara lain Marwoto Kawer, Abah Kirun, Yu Beruk, Dalijo Angkring, Rini Widyastuti, Novi Kalur, Yanti Lemoe.
Sutradara Nano Asmorodono dalam lakon tersebut berkisah tentang perseteruan warga Desa Randu Blatung akibat terpengaruh informasi hoaks. Calon lurah bernama Mlidhing mendapat fitnahmenjadi penyebab terjadinya wabah penyakit menular karena telah menebang pohon keramat Randu Alas.
Kabar itu cepat meluas dan mengakibatkan konflik yang mengoyak kedamaian dan kerukunan warga Desa Randu Blatung. Ternyata, adalah Usreg yang menyebarkan kabar hoaks.
Seniman dan Narasumber
Di tengah-tengah pentas, para pemain ketoprak yang tengah berseteru mengundang naik ke atas panggung sejumlah narasumber yakni GKR Hemas (Ketua Tim Penggerak PKK DIY), Aina Masrurin (Manajer Ceritasantri.id serta Koordinator Media dan IT PW Fatayat NU DIY), Octo Lampito (praktisi media) dan Joko Mursito (Kadispar Kulonprogo).
Mereka berinteraksi dengan para pemain, memberikan wawasan mengenai pentingnya setiap individu memiliki pemahaman untuk memilah dan memilih informasi. Menurut GKR Hemas sebaiknya tidak langsung percaya pada informasi di media sosial terlebih sumber tidak jelas.
”Saya berpesan kepada Mas Marwoto, Mas Kirun, Yu Beruk dan semuanya saja yang hadir di sini, kita harus bijak dalam bersosial media dan selalu mengedepankan sikap persatuan dan perdamaian. Menjunjung sikap toleransi dalam masyarakat yang pluralustik apalagi kita semua tinggal dan hidup di Jogja yang istimewa,” papar Hemas.
Obrolan keempat narasumber berlangsung santai dan sesekali ditimpali aksi lucu Marwoto, Kirun dan pemain lainnya. Berulangkali penonton dan bahkan GKR Hemas tertawa lebar.
Direktur Jendral Aptika, Semuel Abrijani Pengarep mengatakan Kemenkominfo RI telah meluncurkan
Program Nasional Literasi Digital. Program itu sebagai acuan merancang kurikulum Program Nasional Literasi Digital 2020-2024.