Kembangkan Alat Bantu Anak Berkebutuhan Khusus, Mahasiswa UNY Raih Emas

Simulasi alat pengembangan diri Self-Determination Mat berbasis ESP-32 / ist

JOGJA, SMJogja.com – Siswa berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual memiliki keterbatasan berpikir. Keterbatasan tersebut mengakibatkan mereka mengalami permasalahan dari beberapa aspek, salah satunya bina diri.

Karena itu, perlu pembelajaran pada aspek bina diri (Activity Daily Living) agar siswa dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Sekolah sudah seharusnya memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran bina diri pada seluruh anak yang memiliki hambatan.

Inilah yang mendorong mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta merancang alat pengembangan diri Self-Determination Mat berbasis ESP-32. Mereka, Tarangga Rizal Ramadhan (Teknik Industri), Yanuar Agung Fadlullah (Pendidikan Teknik Mesin), Sahid Ramandhani (Pendidikan Teknik Elektronika) dan Sifa Nurazijah (Pendidikan Luar Biasa) yang tergabung dalam Tim Sugeng Riyadi.

”Pembelajaran bagi siswa dengan hambatan intelektual perlu menyesuaikan karakteristik, kebutuhan, maupun hambatan akademik maupun non-akademik,” tutur Rizal.

Read More

Ia memberi contoh siswa belum mampu buang air secara mandiri sehingga perlu mengkomunikasikan dan menunjukkan caranya. Perlu pembiasaaan pelatihan pembinaan diri menggunakan media teknologi pembelajaran.

Alat Sederhana

Pembuatan media sederhana mungkin agar siswa, guru, lebih mudah memahami dan menggunakan. Tim menggunakan teknologi mikrokontroler ESP-32. Mikrokontroller ini merupakan mikrokontroler SoC (System on Chip) terpadu lengkap dengan wifi 802. 11/b/g/n/, bluetooth versi 4.2, dan berbagai peripheral.

Menurut Agung, EPS-32 merupakan suatu chip yang cukup lengkap, terdapat prosesor, penyimpanan dan akses pada GPIO (General Purpose Input Output). Alat ini menjadi pengganti pada arduino dan memiliki kemampuan mendukung koneksi ke wifi secara langsung.

Self-Determination Mat merupakan karpet pembelajaran yang terdapat beberapa opsi seperti menyisir rambut, melepas sepatu atau cuci tangan.

Sahid menjelaskan pada media pembelajaran terdapat notifikasi suara, musik selama permainan berlangsung, LED lighting, visual learning, remote, wireless control, memory dan keypad. Dengan penggunaan media ini, peserta didik akan memahami kegiatan.

Karya ini berhasil memenangkan medali emas kategori inovasi pembelajaran digital pendidikan dalam Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) di Bandung.

Related posts

Leave a Reply