JOGJA, SMJogja.com – Manajemen tata kelola seni merupakan hal baru di Indonesia. Belum banyak yang fokus pada bidang tersebut. Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta melihat peluang dan kemudian mendirikan Jurusan Tata Kelola Seni.
Karena itu, perlu kerja sama dengan pihak lain supaya jurusan dapat berkembang lebih baik. Jurusan Tata Kelola Seni yang berada di Fakultas Seni Rupa dan Desain, menggandeng Departemen Manajemen Seni Nanyang Academy of Fine Art (NAFA) Singapura.
”Kerja sama ini dalam rangka pengembangan akademik. Selain melakukan studi banding bagi mahasiswa dan dosen, juga sebagai upaya pengembangan belajar mengajar dan riset bidang studi manajemen seni di masa mendatang,” ungkap Ketua Jurusan Tata Kelola Seni, Dr Mikke Susanto SSn MA.
Ia menyampaikan itu ketika memberikan sambutan pada pembukaan ”Overseas Immersion Programme”, baru-baru ini. Ia menjelaskan kerja sama dengan NAFA Singapore merupakan yang pertama kalinya dengan Jurusan Tata Kelola Seni ISI Jogjakarta.
Pameran Seni
Kemitraan menjadi salah satu upaya untuk saling mengenal dan mengembangkan bidang studi manajemen seni. Manajemen seni pertunjukan dan seni rupa, dari yang tradisional, modern hingga kontemporer. Kegiatan bertajuk ”Overseas Immersion Programme” sebagai model mendekatkan antarmahasiswa dan antardosen.
”Ada sejumlah agenda kerja sama antara lain workshop kurasi arsip, kolaborasi mural, sharing lecture dengan sejumlah pemateri ahli dari Indonesia dan Singapura. Ada juga kunjungan ke beberapa studio seniman, serta pameran atau pertunjukan seni,” papar Mikke.
Mahasiswa berkesempatan pula melakukan workshop pameran arsip sejarah seni rupa Indonesia dan Singapura secara daring dan luring. Mereka bisa melakukan kunjungan ke pameran Artjog, Studio Papermoon Puppet, Borobudur dan workshop batik di Omah Budoyo Jogjakarta.