Konflik Rusia-Ukraina, Sejumlah Komoditas Naik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat di UGM / dok UGM

JOGJA, SMJogja.com – Berbagai komoditas mengalami kenaikan akibat konflik Rusia-Ukraina. Memang, dampak perdagangan secara langsung antara Indonesia dan kedua negara tidak begitu besar. Namun demikian, kenaikan hargaa terjadi karena ada komoditas yang beradal dari negara tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu pada orasi kunci seminar G20. Seminar bertajuk ”Recover Together, Recover Stronger: G20 dan Agenda Strategis Indonesia” di Balai Senat UGM.

”Kenaikan harga salah satunya terjadi pada komoditas minyak nabati karena rapeseed merupakan produksi dari Ukraina. Demikian halnya gandum, Ukraina menjadi pemasok 40 persen kebutuhan dunia. Indonesia selama ini juga bergantung pada impor gandum dari sana,” ungkap Airlangga.

Ia mengatakan pengaruh juga terlihat pada kenaikan harga minyak hingga batubara. Selain itu, perubahan harga juga akan terjadi pada komoditas kedelai. Inilah yang menurutnya akan mendorong terjadinya inflasi, karena harga internasional dan harga domestik sangat berbeda.

Read More

Agenda Penting

Pada kesempatan tersebut, ia memaparkan tiga agenda utama Presidensi G20 Pemerintah. Agendanya meliputi reformasi arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, serta transisi energi.

Kesempatan kali ini sangat penting karena kepemimpinan G20 setiap 20 tahun. Saatnya bagi Indonesia untuk berada dalam panggung utama. Kepemimpinan Indonesia di G20, juga sangat penting terutama ketika dunia berada pada periode pandemi Covid-19 akan berubah menjadi endemi.

”Sejumlah negara telah mempersiapkan transisi tersebut di bulan Mei dan melakukan relaksasi. Indonesia masih mengambil langkah waspada karena memiliki penduduk yang lebih besar,” tandas Airlangga.

Airlangga menegaskan kunci pemulihan ekonomi mencakup aspek lapangan kerja, produktivitas, serta ekonomi berkelanjutan. Pada aspek lapangan kerja, Indonesia perlu memaksimalkan terbukanya sumber lapangan kerja dalam sektor-sektor potensial.

Hal kunci lainnya, mendorong produktivitas untuk menciptakan nilai tambah pada sektor yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Selain itu, Indonesia perlu menciptakan ekosistem untuk bumi yang lebih layak huni, mendorong lapangan kerja yang berkelanjutan, serta transisi energi yang adil dan terjangkau.

Related posts

Leave a Reply