JOGJA,SMJogja.com – Kasus antraks yang terjadi beberapa waktu lalu di Gunungkidul mengakibatkan tiga orang meninggal. Puluhan orang lainnya positif terpapar penyakit tersebut.
Pakar Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi UGM, dr Citra Indriani MPH menyarankan ketika seseoraang mengalami gejala gatal-gatal usai menyembelih hewan ternak sebaiknya segera ke dokter atau fasilitas kesehatan. Petugas kesehatan akan segera memeriksa gejala tersebut.
”Antraks bisa terjadi pada seseorang misal saat menyembelih hewan herbivora, darah hewan kontak dengan tangan atau anggota tubuh penyembelih. Luka kecil saja, bahkan bekas garukan bisa menjadi pintu masuk spora penyebab antraks,” papar Citra.
Menurutnya kasus yang paling sering terjadi di Jogjakarta yakni menyembelih hewan dan darahnya kontak dengan penyembelih. Tak berapa lama kulit akan terasa gatal-gatal seperti melepuh dan terluka.
Empat Jenis
Secara umum, ia menjelaskan ada empat jenis antraks. Pertama, yang menyerang kulit dan ini paling sering terjadi, kemudian saluran pencernaan, saluran pernafasan dan injeksi. Antraks akibat injeksi berdasarkan catatan baru satu kali terjadi.
”Antraks juga bisa menjadi bioterorisme seperti yang pernah ramai beberapa waktu lalu,” imbuh Citra.
Ia mengatakan, ada langkah-langkah pencegahan penyakit tersebut. Perlu vaksinasi pada hewan seperti sapi, kerbau, kambing dan juga rusa. Mereka yang kontak dengan hewan sakit harus memakai alat pelindung diri.
”Bersihkan seluruh peralatan termasuk sepatu dengan desinfektan setelah dari daerah yang rawan antraks,” tegasnya.