JOGJA, SMJogja.com – Baru kali ini dalam sejarah PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) mengalami lama sebesar Rp 101, 6 Miliar di tahun 2021. Perusahaan plat merah tersebut mampu membukukan peningkatan 53 persen dibandingkan tahun 2020 yang lama bersihnya sebesar Rp 66, 4 Miliar.
Peningkatan laba bersih ditopang dari pertumbuhan pendapatan operasional tahun 2021 yang meningkat sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2021, KBI berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 189,5 Miliar, sedangkan di tahun 2020 pendapatan operasional yang diperoleh mencapai Rp 170 Miliar.
”Pencapaian laba bersih tahun 2021 tentunya merupakan hasil dari berbagai upaya yang kami lakukan. Tahun 2021 Indonesia masih mengalami pandemi Covid-19, dan kami berupaya melakukan transformasi serta peningkatan layanan,” ujar Direktur Utama KBI, Fajar Wibhiyadi.
Dalam hal transformasi, KBI telah melakukan upaya digitalisasi kegiatan usaha sehingga tetap bisa menjalankan perannya sebagai lembaga kliring. Bahkan juga sebagai pusat registrasi resi gudang dengan maksimal dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dalam hal layanan, pada situasi pandemi yang sebagian pemangku kepentingan melakukan kegiatan secara online, KBI terus memberikan layanan prima.
Alami Pertumbuhan
Menurut Fajar, peningkatan kinerja berbanding lurus dengan lini usahanya yang juga mengalami pertumbuhan. Pada lini usaha sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyesaian Transaksi di Bursa Berjangka Jakarta, sepanjang tahun 2021 volume transaksi mencapai 9.555.097,0 lot. Ini terdiri atas 2.012.529,0 lot Transaksi Multilateral serta 7.542.568 lot untuk Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).
Transaksi tersebut mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun 2020 dengan volume transaksi mencapai 9.446.122,4 lot, terdiri atas 1.678.267 lot Transaksi Multilateral serta 7.767.855,4 lot untuk Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).
”Dari lini usaha sebagai Lembaga Kliring Pasar Fisik Timah Murni Batangan untuk ekspor, sepanjang tahun 2021 transaksi pasar fisik timah murni bantangan di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI tercatat sebanyak 10.977 lot dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 20,7 Triliun,” imbuhnya.
Transaksi Timah
Ia menambahkan dari total transaksi yang tersebut, di pasar fisik timah murni batangan untuk ekspor mencapai 8.862 lot dengan nilai transaksi sebesar USD 1,4 Miliar, atau sekitar Rp 19,7 Triliun. Pada Pasar Fisik Timah dalam negeri, sepanjang tahun 2021 (Maret – Desember) transaksi mencapai 2.115 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp. 987 Milliar.
Pada lini usaha sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, sepanjang tahun 2021 tercatat pemanfaatan resi gudang mencapai 633 RG yang diregistrasi, dalam volume 13.968 ton dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 277 Miliar. Pencapaian di tahun 2021 tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020, yang jumlah resi gudang yang diregistrasi mentcapai 427 RG dalam volume 9.590 ton dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 93,8 miliar.
”Perolehan laba tahun 2021 menjadi catatan tersendiri bagi KBI. Hal ini karena di tahun 2021 telah berhasil mencatatkan rekor laba terbesar sepanjang sejarah KBI beroperasi. Pencapaian ini tentunya merupakan hasil kerja keras seluruh komponen yang ada,” tandas Fajar.
Tahun 2022 ini, KBI menargetkan laba sebesar Rp 108,2 Miliar, atau meningkat 6,5 persen dibandingkan perolehan laba tahun 2021. Pada sisi pendapatan, tahun 2022, BUMN tersebut manargetkan pendapatan Rp 228,8 Miliar, meningkat 20,7 persen dibandingkan pendapatan tahun 2021 sebesar Rp 189,5 Miliar.