BLITAR, SMJogja.com – Aksi intoleranasi masih saja terjadi. Ini karena kurangnya pemahaman sebagai bangsa yang majemuk. Selain itu, ada sebagian masyarakat yang tidak memegang teguh nilai-nilai Pancasila.
Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Djarot Syaiful Hidayat mengungkapkan hal itu ketika berada di Perpustakaan Bung Karno, Blitar, Jawa Timur. Ia mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk aktif melawan setiap aksi intoleran yang mengancam persatuan bangsa.
”Salah satu cara yang bisa dilakukan, membekali generasi bangsa sejak usia dini untuk menjalankan nilai-nilai Pancasila dan mengenalkan keberagaman, wawasan kebangsaan,” tandas Djarot.
Ia menekankan, bangsa Indonesia harus melawan tiap aksi intoleran yang mengancam persatuan bangsa. Ia mencontohkan praktiknya dalam lingkungan keluarganya, selalu menekankan pendidikan anak-anak sekolah nasional.
Di dalam dialog yang diikuti guru kewarganegaraan kota Blitar, pelaku seni budaya, mahasiswa dan pelajar tersebut turut hadir sebagai narasumber Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY. Ia berbicara terkait pelaksanaan Perda Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Tampak mengikuti kegiatan dialog, Ketua DPRD Kota Blitar Syahrul Alim dan sejumlah anggota DPRD dari Kabupaten dan Kota Blitar.
Sinau Pancasila
Djarot yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan menambahkan cara ampuh membentuk karakter kebangsaan Indonesia melalui pendidikan anak usia dini. Pendidikan bisa dalam jalur formal, informal di keluarga, pendidikan non formal di masyarakat.
Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dalam kesempatan dialog menyatakan kini Perda 1/2022 telah berlaku di DIY. Selain itu ada Sinau Pancasila untuk menancapkan karakter kebangsaan. Hadirnya Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan bertujuan menanamkan cinta Pancasila di lingkup pendidikan hingga aparatur sipil negara.
”Keberadaan Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan jadi langkah internalisasi dan pemantapan nasionalisme. Salah satu sumber rujukan pembelajaran sejarah salah satunya dari Perpustakaan Bung Karno yang menyimpan koleksi ribuan buku, termasuk koleksi milik Bung Karno,” imbuh Eko yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Jogjakarta.