Lawan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme, Mahasiswa Garda Depan Moderasi Beragama

Deklarasi melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme / ist

JOGJA, SMJogja.com – Mahasiswa identik dengan predikat agen perubahan. Perubahan termasuk mencegah masuknya paham radikal yang mengarah ke tindak terorisme. Karena itu, Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menegaskan sikapnya.

Mereka mendeklarasikan sikap tersebut di kampus UIN Suka Yogyakarta. Deklarasi berisi pernyataan yang menolak dan mengecam segala tindakan intoleransi, terorisme, dan radikalisme. Sasarannya, seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Indonesia.

Presiden Mahasiswa dan Ketua Dema, Syaidur Rahman Al Huzaify menjelaskan sebelum deklarasi, berlangsung seminar nasional. Seminar bertajuk ”Urgensi Moderasi Beragama dalam Mencegah Paham Radikalisme di Lingkungan PTKIN”. Seluruh kegiatan di Gedung Teatrikal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

”Seminar dan deklarasi merupakan salah satu bentuk konkret kontribusi Dema UIN Suka Yogyakarta kepada pemerintah dan seluruh elemen masyarakat,” tandasnya.

Read More

Mahasiswa menurutnya harus aktif mencegah masuknya paham-paham yang mengarah ke terorisme, radikalisme dan intoleransi. Pasalnya, pada awal tahun 2022, aparat menangkap puluhan terduga dan tersangka pelaku terorisme. Ini tentu sangat memprihatinkan sekaligus memberi gambaran kelompok tersebut masih tetap tumbuh subur dan berkembang.

Moderasi Beragama

Rektor Prof Dr Phil Al Makin SAg MA sebagai pembicara utama menegaskan mewujudkan moderasi beragama tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Semua pihak harus bergandeng tangan membangun relasi dengan agama lain, kelompok lain, etnis lain.

”Moderasi beragama jangan terjebak dalam kumpul-kumpul seagama yang sejenis, seorganisasi, bahkan sedaerah, lalu mengklaim bahwa dirinya seorang moderat,” ujar Al Makin.

Menurutnya moderat artinya berkumpul dari berbagai golongan, bukan sebaliknya hanya segolongan. Kalau hanya berkumpul dengan yang sejenis, tidak bakal terwujud moderasi. Karena itu, mahasiswa perlu terus membangun jaringan dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang.

AKBP Sinungwati SH MIP dari Polda DIY menambahkan mahasiswa harus terus mengedepankan rasionalitas dan logika sehat. Ini penting untuk membentengi diri dan membendung intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

”Ideologi negara Pancasila, sangat menekankan terciptanya kerukunan antarumat beragama dan umat dengan berbagai latar belakang. Karenanya, mahasiswa yang belajar, berkembang dan tumbuh di lingkungan akademisi harus bisa memposisikan diri sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” tegas Kasubdit Bhabinkamtibmas Ditbinmas Polda DIY itu.

Ia mengajak mahasiswa menjadi agen perubahan di tingkat keluarga, lingkungan tempat tinggal, komunitas, dan kampus. Selain itu, mahasiswa mampu menyebarkan sel-sel positif untuk menguatkan imunitas masyarakat melawan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Related posts

Leave a Reply