JOGJA, SMJogja.com – Pekan depan Lebaran tiba dan pasti banyak makanan tersedia. Usai berlebaran, biasanya menyantap hidangan. Namun perlu hati-hati, sebaiknya mengurangi konsumsi minyak. Meskipun minyak goreng memberi aroma sedap, ada baiknya masyarakat mengurangi. Pasalnya, berlebihan mengkonsumsi minyak goreng tak baik bagi kesehatan.
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Dr Marwanti mengungkapkan hal itu menanggapi kebiasaan menggunakan minyak goreng. Ia melihat minyak goreng bagi masyarakat merupakan salah satu kebutuhan pokok. Sebagian besar orang Indonesia menggunakan minyak goreng dalam jumlah sedikit maupun banyak.
Minyak goreng dapat memberikan aroma yang sedap, cita rasa yang lebih lezat, gurih, membuat makanan menjadi renyah atau crispy. Selain itu, memberi penampilan yang lebih menarik dibandingkan dengan makanan kukus, rebus atau panggang.
”Persenyawaan masyarakat dengan minyak goreng berlangsung dari pagi sampai sore bahkan malam. Hampir pasti ada camilan gorengan di mana-mana, acara formal maupun informal. Wajar kalau para pemilik modal sangat antusias dengan bisnis tersebut,” ungkap Marwanti.
Picu Penyakit
Dosen Program Pendidikan Teknik Boga tersebut mengingatkan, minyak goreng menyebabkan sejumlah permasalahan. Minyak goreng dapat memicu berbagai penyakit seperti obesitas, kolesterol berlebih, asam urat, gangguan jantung, diabetes, terganggunya fungsi otak, kanker dan sebagainya.
Sayangnya, kesadaran untuk melepaskan kebiasaan menggunakan minyak goreng bukan hal mudah. Menariknya, aksesibilitas atas minyak goreng pada akhirnya menghasilkan realitas struktur sosial masyarakat.
”Kelompok menengah dan atas tidak cukup terganggu oleh dinamika harga minyak goreng. Bukan karena kemampuan finansialnya tetapi karena gaya hidup mereka jauh lebih membatasi pada akses atas minyak goreng. Beda hanyalnya dengan kelas bawah yang memang sangat tergantung dengan minyak goreng,” ungkap Marwanti.
Karena itu, ia mengajak masyarakat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Cara yang paling aman yakni diet rendah lemak. Ia menyarankan memotong jumlah asupan lemak namun bukan berarti tidak mengonsumsinya sama sekali. Pasalnya, bagaimana pun juga tubuh membutuhkan lemak untuk fungsi fisiologis tubuh yang lainnya.
Kurangi Minyak
Diet rendah lemak membutuhkan makanan yang tepat. Ia menyarankan memilih bahan makanan yang rendah kalori. Kandungan vitamin dan mineral makanan rendah kalori bisa meningkatkan metabolisme dalam tubuh. Makanan ini juga mengandung banyak air sehingga seseorang bisa mengkonsumsi dalam jumlah cukup banyak.
Makanan berbagai jenis sayur bagus, termasuk kentang yang memiliki jumlah kalori sedikit namun nutrisinya bisa mengenyangkan. Sayuran dan buah memang merupakan sumber mineral dan juga vitamin serta serat pangan. Kandungan yang bermanfaat dalam sayur dan buah akan membantu proses metabolisme tubuh lebih baik lagi. Antioksidan dalam buah dan sayur bisa menangkal senyawa hasil oksidasi serta radikal bebas. Bisa juga konsumsi yoghurt dan oatmeal sebagai pilihan makanan rendah lemak.
”Sebaiknya mulai mengurangi penggunaan minyak goreng sehingga lebih menyehatkan tubuh karena olahan makanan tidak selalu harus digoreng. Bisa juga pengolahan dengan metode lain,” tandasnya.