Lindungi Saksi Korban Kejahatan, LPSK Gandeng Komunitas

Acara kick-off Program Perlindungan Saksi dan Korban Berbasis Komunitas wilayah DIY digelar di Hotel Royal Ambarukmo, Kamis (2/6) / dok

YOGYAKARTA, SMJogja.com – Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mulai memperkenalkan program perlindungan saksi dan korban berbasis komunitas. Provinsi DIY menjadi sasaran awal kick-off program yang akan merekrut para relawan dalam sebuah komunitas bernama Sahabat Saksi dan Korban.

Acara kick-off Program Perlindungan Saksi dan Korban Berbasis Komunitas wilayah DIY digelar di Hotel Royal Ambarukmo, Kamis (2/6). Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo, dan Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu turut hadir untuk memperkenalkan program itu ke publik. 

“Upaya kami dalam memberikan perlindungan kepada saksi dan korban di Indonesia mengalami dinamika serta tantangan yang beragam. Semakin dikenalnya LPSK oleh publik, menuntut kesiapan kami untuk menjangkau permohonan perlindungan yang masuk dari Sabang sampai Merauke,” kata Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo disela acara.

Dia melanjutkan, kondisi rentang geografis Indonesia yang luas serta keterbatasan SDM yang dimiliki lembaganya, juga menjadi yang harus dicarikan solusinya. Salah satu ihktiar untuk menjawab permasalahan itu adalah dengan menginisiasi lahirnya sebuah program yang berlandaskan nafas kerja kolaboratif antar berbagai pihak.

Read More

“Kami sangat menyadari bahwa kerja perlindungan saksi dan korban membutuhkan dukungan dari civil society. Konsepsi kerja kolabaratif inilah yang kemudian diwujudkan melalui program perlindungan saksi dan korban berbasis komunitas,” terangnya.

Agenda sosialisasi ini dilaksanakan selama tiga hari mulai Kamis (2/6) hingga Sabtu (4/6). Kegiatan hari pertama menyasar mitra kerja LPSK yang selama ini telah bekerja memberikan layanan bagi saksi dan korban.

Adapun kegiatan hari kedua bertajuk galang solidaritas program perlindungan saksi dan korban berbasis komunitas. Pesertanya adalah organisasi atau kelompok masyarakat sipil, dan juga kalangan akademisi yang memiliki kepedulian membantu para saksi dan korban kejahatan untuk mengakses keadilan.

Acara hari ketiga, dibalut sarasehan budaya menyasar komunitas yang ada di Yogyakarta, pelaku seni, insan media, dan para penyintas tangguh.

Related posts

Leave a Reply