Lulusan Perguruan Tinggi Perlu Terus Asah Kecakapan Digital

SLEMAN, SMJogja.com – Pandemi Covid-19 semakin mempercepat proses digitalisasi di banyak sektor, tidak terkecuali bidang pendidikan. Selepas pandemi, banyak praktik positif yang masih mungkin ditingkatkan. Diantaranya perbaikan layanan digital yang dapat diakses di mana saja, dan pengembangan konten pembelajaran digital untuk meningkatkan pengalaman 

pembelajaran mahasiswa. 

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Fathul Wahid saat menyampaikan sambutan wisuda periode I tahun akademik 2022/2023 di Auditorium Abdul Kahar Mudzakir, Sabtu (24/9).

“Saat ini, kita bisa mendapatkan beragam layanan hanya melalui ponsel. Hidup pun menjadi sangat digital, suka atau tidak suka,” katanya.

Read More

Oleh karena itu, lanjut Fathul, lulusan perguruan tinggi perlu untuk terus mengasah kecakapan digital yang dimiliki. Dunia masa depan yang serba digital dipastikan akan berbeda dengan era lalu dan masa kini. 

Pandemi Covid-19 juga mengajarkan banyak hal. Manusia semakin sadar bahwa dunia saling terhubung dengan erat. Kejadian di satu pojok dunia, dapat dengan cepat mempengaruhi belahan dunia yang lain. Pandemi yang merebak di sebuah negara, memicu negara lain untuk mengambil kebijakan pembatasan pintu masuk. Pelajaran ini valid untuk banyak konteks. 

Meski pandemi sudah melandai, namun dampaknya terhadap perekonomian belum sepenuhnya sirna. Pemulihan 

ekonomi tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat. 

“Saya secara personal sadar bahwa kampus-kampus yang postur mahasiswanya dari kelas menengah ke bawah langsung terdampak di tahun pertama pandemi. Dan, ini terbukti dimana pada tahun kedua, tabungan publik semakin menipis, kampus menengah mulai terdampak. Prioritas pengeluaran publik sangat mungkin beralih,” paparnya.

Saat ini, ketika memasuki tahun ketiga dan kehidupan menjadi semakin normal, 

ternyata keadaan tidak lantas membaik. Dampak yang dirasakan oleh banyak kampus semakin nyata. Salah satunya adalah ketercapaian jumlah mahasiswa baru yang jauh di bawah target. Bisa jadi karena perekonomian belum sepenuhnya pulih.

“Alhamdulillah, UII meski terdampak, masih dapat bertahan dan terus berkembang. Walaupun dihantam pandemi, kita tetap bisa memberikan potongan SPP hingga lebih dari Rp 105 miliar,” ujarnya.

Kali ini, UII mewisuda 1.180 lulusan terdiri dari 88 ahli madia, 1.033 sarjana, 55 magister, dan 4 doktor. Ibarat anak panah, setelah ini diharapkan mereka bisa melesat untuk menebar manfaat dan menghadirkan maslahat. 

Related posts

Leave a Reply