JOGJA, SMJogja.com – Penyembuhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) menggunakan berbagai cara dan metode. Ada yang dari medis maupun terapi lain, salah satunya metode art therapy yakni mengenalkan seni kriya makrame.
Metode ini merupakan karya lima mahasiswa UGM yang menginisiasi program pengabdian masyarakat.
Mereka, Ghazy Atha Fadlurahman, John Feri Jr Ramadhan, Azis Bramantyo Susilo, Dheyang Annisa Widayanti dan Safira Azzahra Rizwandi dengan pendampingan Drs Haryanto MSi Psikolog.
”Kami berusaha membantu dan mendukung penyembuhan ODGJ di Panti Rehabilitasi ODGJ Kajembaran Rahmaniyah di Palbapang, Bantul. Kami kenalkan seni kriya makrame sebagai bentuk art therapy,” tutur Ghazy.
Panti Rehabilitasi ODGJ Kajembaran Rahmaniyah menjalankan terapi secara spiritual berupa dzikir, salat, dan membaca Al-Qur’an. Langkah-langkah tersebut diyakini dapat semakin mendekatkan hati dan pikiran kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sayangnya, akibat keterbatasan sumber daya pengelola dan minimnya aktivitas selain tetapi spiritual, terkadang membuat warga binaan cenderung bosan. Dampaknya, mereka mudah relaps atau kambuh gangguan jiwanya.
Terapi Seni
Berawal dari persoalan itu, Ghazy dan teman-temannya mencoba menghadirkan terapi melalui seni kriya makrame atau kerajinan tangan simpul-menyimpul memakai benang dalam program Makrapi. Program ini bertujuaan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baru mengenai kerajinan kriya makrame. Selain itu, sebagai bekal untuk berwirausaha setelah selesai masa rehabilitasi.
”Proses pembuatan makrame selain sebagai pengisi waktu luang juga dapat menjadi terapi stres. Mereka fokus pada proses pembuatan,” jelasnya.
Pelaksanaan program Makrapi dalam bentuk pelatihan interaktif bersama binaan ODGJ berupa pembuatan kriya makrame sebagai karya dekoratif. Konsep pelatihan berbasis pembelajaran menyenangkan dengan mengajak binaan ODGJ untuk tidak hanya belajar membuat kriya makrame, tetapi juga berinteraksi penuh keceriaan.
Kriya makrame sangat tepat untuk mereka yang terdampak NAPZA. Keunggulan makrame yakni pada alat bahan yang sederhana dan utamanya tidak membahayakan pengguna misal melukai diri sendiri.
Pendiri Panti Rehabilitasi Pondok Kajembaran Rahmaniyah, Ustadz Asep Kurnia mengungkapkan program Makrapi tepat untuk kegiatan pendamping program pondok. Ia mengakui tak jarang ODGJ dan terdampak NAPZA bosan dan kambuh.