Menjawab Kegundahan Sindhunata, Mahasiswa Gelar Pameran Foto Kebudayaan

Budayawan Sindhunata SJ membuka pameran foto FISIP UAJY di Bentara Budaya / Agung PW

JOGJA, SMJogja.com – Anak muda mengenal budaya? Pertanyaan ini kerap terlontar di era teknologi seperti sekarang. Seakan-akan, anak-anak muda terasing dengan kebudayaan.

Keterasingan budaya membuat pastur yang juga budayawan Sindhunata SJ merasa gelisah. Hingga pada suatu masa, sekelompok anak-anak muda menjawab kegundahannya.

”Budaya sangat dilupakan di tengah perkembangan teknologi. Masuknya teknologi dan artificial intelligence membuat keterasingan budaya. Saya tak bisa membayangkan lagi bagaimana dengan kebudayaan,” tutur Sindhunata ketika membuka Pameran Foto bertajuk ”Cerita dari Solo” di Bentara Budaya Yogyakarta, Kamis (13/7/2023) malam.

Beruntung, ada anak-anak muda yang mau belajar, berkenalan dan bersinggungan dengan kebudyaan. Mereka mengawali dari nol, dari tidak tahu apa-apa, sampai menyelami dan menepis keterasingan budaya.

Read More

Mereka hidup, mencerna, menceritakan, memotret dan mendokumentasikan praktik serta perubahan kebudayaan di Kota Surakarta.

Bagi Sindhunata, kebudayaan tidak bisa diteorikan. Kebudayaan membutuhkan penghayatan dan perasaan. Di sinilah ia merasa mendapat oase ketika sekelompok anak muda dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta memperjuangkan kebudayaan melalui cara mereka. Sederhana namun terasa menyejukkan di tengah berbagai perubahan akibat perkembangan teknologi.

Merdeka Belajar

”Profisiat buat anak-anak muda ini yang mau berdekatan dengan budaya, mengangkat tema budaya dalam karya-karya yang mereka pamerkan,” ujar pengelola majalah budaya dan filsafat Basis tersebut.

Ia berharap kampus bisa lebih membumi dengan menekankan kebudayaan ke anak-anak muda yang sedang menempuh studi termasuk di UAJY. Kampus menjadi tempat bersemainya kebudayaan bagi anak-anak muda sehingga mereka bisa meniti perubahan, memproyeksikan perubahan.

Karya-karya narasi, foto dan dokumentasi pameran merupakan hasil Tim Studi dan Proyek Independen Multikulturalisme FISIP UAJY. Mereka berkolaborasi dengan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dan Bentara Budaya.

Pameran berlangsung 13 – 17 Juli 2023. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) proyek studi independen yang berbasis riset visual dan kerja kreatif para mahasiswa di Surakarta.

Hasil riset ditampilkan dalam pameran berupa potret perubahan sosial di Surakarta dalam bentuk foto dan film pendek.

Sebanyak 15 mahasiswa mengajak melihat potret geliat dinamika sosial, budaya, kekuasaan, dan hidup sehari-hari masyarakat. Bukan sekadar foto, mahasiswa ingin menyampaikan pesan perubahan yang terlupakan di sejumlah tempat di kota tersebut. Program itu mendapat dukungan PLN, Tanoto Foundation dan BRI.

Related posts

Leave a Reply