MAGELANG, smjogja.com – Warga Desa Ngargoretno Kabupaten Magelang menyambut antusias Aksi Sapta Pesona: Ruwat Rawat Menoreh 2 Desa Ngargoretno oleh Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) untuk merevitalisasi Museum Alam Marmer Indonesia, belum lama ini.
Hal ini sebagai langkah untuk kembali mengenalkan potensi wisata di desa itu kepada masyarakat luas setelah sempat berhenti akibat pandemi Covid-19.
Kepala Desa Ngargoretno, Dodik Suseno mengatakan, desanya sejak tahun 2018 sudah menjadi desa wisata di wilayah Kabupaten Magelang.
Hal ini mengingat banyak potensi yang bisa dikembangkan menjadi wisata baik berbasis alam maupun pendidikan (edukasi).
“Untuk wisata alam kita punya banyak bukit-bukit, seperti sekarang muncul wisata Tumpeng Menoreh. Ada juga kawasan batuan marmer merah yang luasnya sekitar 40 hektar. Untuk eduwisata juga ada, kita punya peternakan kambing etawa, pertanian, dan lainnya,” ujarnya.
Dia menuturkan, pihaknya sangat menyambut baik aksi Sapta Pesona oleh BOB di kawasan Museum Alam Marmer Indonesia.
Sapta Pesona
Dari total kawasan seluas 40an hektar, sebanyak 20 hektar atau separuhnya dikembangkan menjadi destinasi wisata alam dan edukasi. Adapun separuhnya lagi sudah dikuasai oleh perusahaan pertambangan sejak tahun 1990-an.
“Aksi Sapta Pesona ini sebagai awal kita memulai lagi mengembangkan kawasan ini menjadi eduwisata batuan marmer. Kita tanam pohon, buat taman, spot selfie, dan ke depan kita buka outbond dan atraksi proses pembuatan marmer dari bentuk batuan hingga aneka produk jadi,” tuturnya.
Dodik menyebutkan, batuan marmer di Ngargoretno ini tergolong langka, karena cenderung berwarna merah.
Tidak hanya merah, berdasarkan penelitian yang dilakukannya setidaknya ada 13 varian warna yang tidak jauh dari warna merah, seperti merah hati, coklat, abu-abu, dan krem.
“Saya lihat di Jawa Tengah atau bahkan Indonesia hanya ada di sini batuan marmer merah ini. Kualitasnya juga tidak diragukan lagi, sehingga ini menjadi daya tarik tinggi bagi wisatawan untuk datang melihat langsung dan mempelajarinya,” ungkapnya yang mengaku kerap ikut dalam kegiatan yang diadakan BOB, seperti pelatihan dan pendampingan.
Sementara itu, Plt Direktur Keuangan Umum dan Komunikasi Publik Badan Otorita Borobudur, Yusuf Hartanto mengutarakan, pihaknya memberikan apresiasi dan support untuk desa wisata penyangga khususnya Desa Ngargoretno atas dibukanya kembali destinasi wisata. Hal ini diarap bisa mendatangkan wisatawan khususnya domestik.
“Dua tahun ini BOB kerap mengadakan pelatihan untuk pelaku desa wisata, seperti CHSE dan pengelolaan desa wisata. Sekarang dengan masyarakat Ngargoretno kita adakan Aksi Sapta Pesona dengan tanam pohon dan fasilitasi pembukaan Museum Alam Marmer Indonesia serta ke depan akan kita hadirkan akses internet gratis,” terangnya.
Pada kesempatan peresmian, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IX Jateng, Slamet Rohadi menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan penanaman di wilayah Kecamatan Salaman ini dan berharap ke depannya konservasi bisa dimanfaatkan asal tidak mengeksploitasi.
“Tidak hanya sebagai museum alam saja, namun harapan ke depannya akan ada paket eduwisata batuan marmer yang ditargetkan dapat dikunjungi oleh sekolah-sekolah untuk aktivitas belajar diluar,” ucapnya.