JOGJA, SMJogja.com – Pabrik pengolahan sawit menjadi biodiesel PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) mengalami perkembangan pesat. Hasil pengolahan tersebut merupakan bahan bakar nabati sebagai campuran BBM jenis solar.
Perusahaan itu merupakan salah satu dari 21 perusahaan yang memperoleh penetapan alokasi volume sebanyak 302.998 KL (2,98 persen) dari total 10.151.018 KL dalam rangka pengadaan bahan bakar nabati jenis biodisel untuk pencampuran BBM jenis solar periode Januari sampai Desember 2022.
Direktur Keuangan PT JAR Tbk, Temmy Iskandar mengungkapkan berdasarkan laporan keuangan, penjualan bersih perusahaan yang sedang dalam proses IPO di BEI tersebut melesat pada kuartal I/2022 sebesar 12.433 persen. Terjadi peningkatan dari Rp10,3 miliar menjadi Rp 1,29 triliun pada periode yang sama.
”Melesatnya penjualan bersih terjadi akibat peningkatan volume penjualan FAME Rp1,09 triliun, seiring beroperasinya pabrik pengolahan biodiesel milik JARR pada September 2021,” ujar Temmy dalam rilisnya.
Selain itu, perseroan juga mengeluarkan produk baru seperti Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), Crude Glycerin (CG), dan Fatty Matter (FM) yang membuat nilai tambah makin tinggi. Pabrik pengolahan sawit menjadi biodiesel milik JARR itu dibangun 2019 dan beroperasi September 2021. Presiden Joko Widodo meresmikannya pada Kamis 21 Oktober 2021, di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Temmy menjelaskan JARR merupakan anak perusahaan Jhonlin Grup milik pengusaha Haji Samsudin Andi Arsyad yang akrab disapa Haji Isam. Ia menambahkan, meningkatnya penjualan pada kuartal I/2022 membuat meningkatnya beban pokok penjualan menjadi Rp1,17 triliun dari Rp 5,71 miliar pada periode yang sama 2021.
Penawaran Umum
Saat ini, ia menjelaskan, JARR telah melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia. Masa penawaran awal 12 Juli hingga 15 Juli 2022 dengan penjamin pelaksana emisi efek PT Investindo Nusantara Sekuritas.
”JARR menawarkan 1.222.950.000 saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham atau mewakili 15,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum perdana. Keseluruhan saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran berkisar Rp 250 – Rp 300. Nilai penawaran umum perdana saham sebanyak-banyak Rp 366,88 miliar,” papar Temmy.
Setelah IPO, PT Eshan Agro Sentosa bakal mengusai 84,64 persen saham atau 6,77 miliar saham dengan nominal Rp 677,10 miliar sedangkan sementara PT Sinar Bintang Mulia menguasai 0,08 persen saham atau setara 6 juta saham yang nominalnya Rp 600 juta. Adapun 15,29 persen akan dimiliki masyarakat dengan saham yang beredar 1,22 miliar saham dengan nilai nominal Rp122,29 miliar.
Temmy menambahkan perseroan memiliki sumber daya untuk mewujudkan hilirisasi usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang terintegrasi mulai dari perkebunan kelapa sawit sampai dengan pengolahan menjadi bahan campuran biodiesel. Tak hanya itu, JARR memiliki lahan perkebunan sawit seluas 17.020,26 hektare yang menghasilkan tandan buah segar dan pabrik biodiesel berkapasitas 1.500 ton per hari.