Pas Nikmatnya, Kopi Tubruk dan Singkong Keju Sambal Bawang Sellie Coffee

Suasana di Sellie Coffee Prawirotaman II Jogjakarta / ist

JOGJA, SMJogja.com – Ribuan kedai dan warung kopi tersebar di seluruh Jogjakarta dan sekitarnya. Banyak anak muda menghabiskan waktu senggang sembari ngopi. Bukan hanya itu, ada pula yang diskusi serius berteman kopi dan cemilan.

Satu di antara sekian ribu kedai kopi tersebut ada di Jalan Gerilya 822 Prawirotaman II Jogjakarta. Sellie Coffee, bukan sekadar tempat ngopi tapi sekaligus ajang para seniman unjuk karya. Para seniman memang sering menggelar pameran di sana.

”Banyak anak seni dan komunitas lain nongkrong, sempat pula salah satu adegan film Ada Apa dengan Cinta 2 mengambil gambar di sini,” tutur pemilik Sellie Coffee, Wisnu Birowo.

Tempat yang sederhana namun mampu membawa nuansa old menjadikan kedai kopi ini berbeda dengan lainnya. Di sini mengoleksi kopi yang berasal dari petani dari berbagai penjuru Indonesia.

Read More

Selain memperkenalkan kekayaan ragam produk kopi Indonesia, pengunjung berkesempatan mencicipi maupun membeli biji-biji kopi. Biji kopi yang ada di Sellie seperti Arabika, Robusta, liberika, typica, dan lainnya.

Konsep Lama

Lokasi kedai kopi yang buka sejak 2009di kawasan kampung turis Prawirotaman tersebut menjadi tujuan wisatawan. Sellie Coffee sempat membuka beberapa cabang di Jogjakarta maupun luar kota. Namun karena terimbas pandemi Covid-19, beberapa gerai tutup. Kini hanya ada tiga kedai yakni Sellie Coffee, di Prawirotaman, Malioboro dan Bugisan.

Nama Sellie Coffeeberasal dari gabungan namakedua anak Wisnu, yaitu Sera dan Lima (Sellie). Di Sellie, pengunjung tidak akan menemukan nuansa kopi modern dengan mesin yang mahal. Wisnu mencoba menghadirkan konsep lama dengan kedai kopinya.

”Saya ingin menghadirkan kedai kopi dengan konsep kopi tubruk. Yang kami sajikan kopi dari berbagai wilayah di Indonesia yang menjadi minuman sehari-hari masyarakat,” ujar seniman desain interior lulusan ISI Jogjakarta tersebut.

Kopinya berasal dari Gayo, Toraja, Papua, Flores, serta lereng Merapi dan Menoreh. Selaras dengan penyajian kopi yang menggunakan cara tradisional, dinding ruangan Sellie Coffee sengaja menggunakan anyaman bambu bercat putih yang tetap memberikan kesan tradisional, tetapi artistik. Beberapa lukisan menghiasi dinding.

Ia juga menjadikan kafe sebagai art space untuk siapa saja yang ingin menampilkan karya, tidak hanya seni lukis, tetapi juga seni tari maupun musik. Pengunjung bisa ngopi plus cemilan singkong keju sambal bawang sambil menikmati karya seni yang terpajang.

Related posts

Leave a Reply