Peduli Sampah Sejak Dini, Pilah Limbah di Rumah

Memilah sampah sejak dari rumah membantu pengelolaan dan pengendalian limbah / ist

JOGJA, SMJogja.com – Anak-anak perlu mendapatkan pengetahuan dan kepedulian pada sampah. Pengenalan sejak dini menjadi kunci keberhasilan pengendalian dan pengelolaan sampah.

Karena itulah Pemerintah Kabupaten Bantul bertekad menjadikan wilayahnya bebas sampah di tahun 2025. Kabupaten menggandeng Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan.

Apt Lolita MSc dan Apt Azis Ikhsanudin MSc berkolaborasi dengan sembilan orang mahasiswa dari berbagai program studi melakukan serangkaian acara bertajuk ”Generasi Cilik Bantul Peduli Sampah”.

”Kami mengawali kegiatan dengan pelatihan pemanfaatan barang bekas sebagai hiasan di perayaan HUT ke-77 Republik Indonesia. Pelatihan melibatkan anak-anak padukuhan Bogem, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul,” papar Lolita.

Read More

Sejumlah barang bekas seperti botol plastik, gelas air minum, lembaran plastik dan tali, mereka kumpulkan bersama-sama secara gotong-royong dari setiap rumah warga. Barang bekas tersebut dibersihkan, dan diwarnai dengan nuansa warna merah dan putih. Hasilnya mereka pasang sebagai hiasan yang indah mulai dari pagar hingga gapura di sepanjang jalan.

Rasa Peduli

Lolita menjelaskan pelatihan bertujuan menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan serta cinta Tanah Air dan bangsa pada anak-anak. Sejak dini, mereka perlu belajar memanfaatkan sampah sekitar menjadi produk yang bernilai guna.

”Upaya ini bagus bagi generasi cilik sebagai agen perubahan peduli sampah di lingkungannya. Selain itu, bisa melatih kreativitas anak-anak melalui pemanfaatan barang bekas,” ujar Lolita.

Program edukasi berlanjut. Tim melakukan sosialisasi pemilahan sampah pada anak-anak. Kegiatan edukasi menggunakan kombinasi metode ceramah, permainan, video animasi dan tarian pilah sampah. Materi edukasi berupa jenis-jenis sampah, bahaya membuang sampah sembarangan serta cara mengelola sampah organik, anorganik dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).

Anak-anak terlihat sangat aktif dan antusias mengikuti kegiatan sosialiasi dari awal hingga akhir. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan skor pengetahuan yang signifikan terkait pemilahan jenis sampah pada seluruh peserta.

Ikhsanudin menambahkan kombinasi metode sosialisasi sangat efektif dan mudah diterima anak-anak sehingga mampu menanamkan pola pikir dan pengetahuan mengenai sampah sejak dini. Jika anak –anak ditanamkan tanggung jawab dan peduli sampah sejak dini, maka kelestarian lingkungan akan terwujud di masa kini dan masa depan.

Related posts

Leave a Reply